Salah satu pengelola Hauwke's Auto Gallery, Laurent Setjodiningrat, mengatakan mobil-mobil dinas warisan Presiden Sukarno hampir saja dijual ke luar negeri sekitar tahun 1987, andai saat itu Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) tidak mengambil tindakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buick Super 1949 Foto: Ari Saputra |
Singkat cerita, aktivitas tersebut diketahui oleh Ketua PPMKI waktu itu, Solihin GP. "Begitu tahu kabar tersebut, mobilnya itu ditahan, dalam arti kita tebus (dengan uang) dan kita bikin surat catatan bahwa mobil-mobil yang telah kita beli ini akan dilestarikan dan nggak akan keluar Indonesia. Dan kita pastikan mobil-mobil ini bisa digunakan untuk acara-acara kenegaraan," sambung Laurent.
Menurut Laurent, ke-23 mobil dinas eks Sukarno tersebut ditebus dengan cara borongan. Setelah itu, dibagi-bagikan kepada member PPMKI supaya bisa dirawat sebagaimana mestinya.
"Dulu ayah saya (Hartawan 'Hawke' Setjodiningrat) dapat satu, Pak Tri dapat satu (Buick Super 1949), semua dapat satu, dan akhirnya karena makin ke sini makin banyak member yang sepuh, dan nggak bisa ngerawat, akhirnya ya kita take over," lanjut Laurent.
Buick Super 1949 Foto: Ari Saputra |
Laurent pun bersyukur mobil-mobil dinas era presiden pertama RI tersebut bisa diselamatkan dan dilestarikan keberadaannya di Indonesia.
"Karena kalau waktu itu nggak ketahuan dan mobil-mobil itu lari ke luar negeri, maka hilang semua historisnya. Jadi mobil-mobil bekas presiden ini juga merupakan aset bangsa yang harus kita jaga," terang Laurent.
Adapun beberapa mobil dinas era Presiden Sukarno yakni Buick Super 1949, ZIL Limo, Chrysler Windsor, Chrysler Imperial, Cadillac Series 70, dan Lincoln Continental.
(lua/lth)












































Buick Super 1949 Foto: Ari Saputra
Buick Super 1949 Foto: Ari Saputra
Komentar Terbanyak
Viral Pajero Pakai Tot-tot Wuk-wuk, Sopirnya Ditegur Malah Nantangin!
Inikah Calon Mobil Nasional Indonesia yang Disebut Prabowo Bakal Ada Tiga Tahun Lagi?
Curhat Prabowo Sudah Lama Nggak Nikmati Alphard, Tiap Hari Naik Maung