PT Pindad (Persero) sendiri yang secara resmi memproduksi kendaraan tempur (ranpur) di Indonesia sejak 1993 ini memiliki kandungan lokal cukup besar. Sampai tahun ini komponen lokal yang terkandung dalam produk ranpur buatan Pindad telah mencapai 70 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada hardware seperti yang disebutkan Mose tentu ada pula software dan brainware. Untuk hal tersebut ia mengatakan bahwa hampir keseluruhan perangkat lunak dalam produksinya digarap langsung oleh anak-anak bangsa.
Foto: Dikhy Sasra |
"Kandungan lokal kita bicara yang namanya brainware dan software. Kalau bicara software dan brainware kemampuan itu sudah ada di Indonesia. Saya tak bisa katakan 100 persen tapi semua sudah dari kita," terang Mose.
Komponen perakitan sendiri dikatakan Mose memang menjadi masalah umum di Indonesia. Tidak hanya di industri kendaraan penumpang dan komersial, industri kendaraan militer pun mengalami hal yang sama dalam pengadaan material tertentu.
"Kalau bicara hardware mau tidak mau memang ini yang menjadi kendala kita karena industri hulu di Indonesia itu belum semua produk raw material menjadi bahan jadi untuk mendukung kendaraan kita. Misal untuk kendaraan tempur kita armored plate masih impor," paparnya.
Foto: Dikhy Sasra |
Kendati demikian, ia tidak menyalahkan industri penyedia material Indonesia yang ada saat ini. Menurutnya itu merupakan dampak dari skala ekonomi dalam pengembangan investasi bisnis.
"Bukan berarti kita tidak punya kemampuan buat, bukan berarti Krakatau Steel tidak mampu tapi mereka berhitung skala ekonominya. Dia harus diproduksi berapa banyak dan investasi mesin seperti apa untuk bisa produksi armored plate seperti itu," tandasnya.
(rip/rgr)












































Foto: Dikhy Sasra
Foto: Dikhy Sasra
Komentar Terbanyak
Malaysia Tolak Tawaran Bank Dunia, Harga Bensin RON 95 Tetap Rp 8.000!
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta
Perpanjang STNK Tanpa KTP Pemilik Lama, Bea Balik Nama Mobil Bekas Dihapus