Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya, ogah kalau Esemka mendapat label yang cukup berat, mobil nasional.
"Kami bukan mobil nasional, kami mobil produksi di Indonesia. Jadi jangan salah persepsi soal mobil nasional kan cukup luas pengertiannya," ungkap Eddy di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mobil itu yang penting lokal konten berapa persen. Jadi di tahap awal pabrik baru itu (lokal kontennya biasanya-Red) 40 sampe 50 persen," terang Airlangga di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Airlangga sendiri punya sebutan lain untuk Esemka. "Kita jawabnya itu mobil merek nasional. Jadi kalau merek macem-macam. Nanti market yang akan menilai. Karena mobil itu tidak ada wajib pembelian oleh instansi pemerintah," lanjutnya.
Sedikit informasi, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) menyiapkan investasi tak kurang dari Rp 600 miliar untuk terjun ke industri otomotif Indonesia. SMK juga sudah memiliki fasilitas produksi di Boyolali, Jawa Tengah dengan luas bangunan 26.000 meter persegi.
Baca juga: Logo Esemka Kok Mirip Sama Nissan? |
Sebagai langkah awal, Esemka akan meluncurkan mobil pikap bernama Esemka Bima. Esemka Bima ditawarkan dengan dua pilihan mesin, yakni 1.200 cc dan 1.300 cc.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah