Harga Esemka di Bawah Rp 150 Juta, Jawab Tudingan Soal Mobil China

Round-Up

Harga Esemka di Bawah Rp 150 Juta, Jawab Tudingan Soal Mobil China

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 15 Agu 2019 07:08 WIB
Harga Esemka di Bawah Rp 150 Juta, Jawab Tudingan Soal Mobil China
Foto: Ridwan Arifin
Jakarta - PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) selaku pembuat mobil Esemka perlahan-lahan mulai membuka diri. Kemunculan perdana Esemka ini juga sekaligus menepis kabar miring yang menerpanya.

Disampaikan Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya, pihaknya sangat serius menggarap mobil Esemka di Tanah Air dan tak hanya sekadar menjiplak mobil China. Hal itu bisa dilihat dari pembangunan pabrik Esemka di Desa Demangan, Boyolali

PT SMK mengaku dalam waktu dekat mobil perdananya yakni sebuah pick-up bernama Bima bakal meluncur. Esemka bakal memiliki dua jenis pick-up yang kapasitas mesinnya berbeda, masing-masing 1.2L dan 1.3L.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain membocorkan bakal merilis pick-up, Eddy juga sedikit memberi bocoran soal harga mobil. Menyasar daerah-daerah pinggiran, Eddy menyebut Esemka tak akan dijual lebih dari Rp 150 juta.

Selengkapnya dalam rangkuman berita otomotif terpopuler yang telah dihimpun detikcom berikut.
Foto-foto mobil yang diduga Esemka sudah mulai beredar dan menjadi ramai diperbincangkan satu tahun belakangan. Kala itu ada sebuah mobil berjenis SUV diangkut menggunakan jasa towing melintas di jalan. Mobil diduga bernama Esemka Garuda 1 karena terlihat dari emblem di bagian belakang.

Kemunculan foto mobil beremblem Esemka Garuda 1 itu pun sempat dihujani beragam komentar dari masyarakat di Indonesia. Tak semua komentar positif datang menyambut kedatangan Esemka, ada juga yang menyebut kalau mobil sama persis dengan SUV China bernama Foday Landfort.

Jika diperhatikan, antara Foday Landfort dan SUV bertuliskan Esemka Garuda 1 memang cukup identik. Artinya kalau memang mobil itu adalah Foday Landfort, berarti Esemka hanya menjiplak modelnya.

Pihak Esemka yang baru-baru ini membuka suara pun menepis hal tersebut. Meski begitu PT Solo Manufaktur Kreasi selaku perusahaan swasta yang menggarap Esemka mengakui masih ada beberapa komponen didatangkan dari luar negeri.

"Itu kan beberapa part-part yang terurai kita beli dari luar, beberapa kita kolaborasi dengan lokal. Menjadi suatu training kepada anak-anak untuk kecakapan segala," ungkap Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya di Jakarta.

Esemka sendiri ditegaskan Eddy tak dicampuri tangan asing. Investasinya sepenuhnya berasal dari Indonesia. PT SMK pun menggelontorkan sekitar Rp 600 miliar demi membangun pabrik mobil Esemka di Boyolali.

"Kita ada internal kita pemegang saham, yang penting lokal nasional, pure Indonesia," tegas Eddy.

Eddy berharap dalam waktu dekat Esemka bakal merilis mobil perdananya untuk masyarakat Indonesia. Dibocorkan Eddy, mobil pertama Esemka berupa pick-up bernama Bima yang menggendong mesin 1.2L dan 1.3 L.

Tampak di pabrik Esemka, Boyolali mobil-mobil pick-up rapi berjajar di sana. Namun justru tak tampak satupun mobil SUV.

Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), selaku pemegang merek Esemka di Indonesia menegaskan Esemka bukan kendaraan politik. Esemka disebut murni perusahaan otomotif swasta yang ingin memanjukkan industri otomotif di Indonesia.

Esemka memang sering dikait-kaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Soalnya, Jokowi juga yang pernah membesarkan nama Esemka saat itu.

"Kasihan Pak Jokowi selalu dihubungi oleh Esemka, kami pure sebagai perusahaan otomotif. Sudah tidak ada peranan Jokowi, sebenarnya Esemka ini memang gagasan dari Pak Jokowi, lalu menjadi kendaraan dinas, dan kami sudah akuisisi menjadi perusahaan otomotif," ujar Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya saat ditemui di Jakarta, kemarin.

"Dan seiring waktu, kami ingin katakan, kami murni perusahaan swasta dan merah putih. Tidak ada embel-embel di situ (politik)," tambah Eddy.

Meski demikian, Eddy mengakui Jokowi turut mengangkat nama besar Esemka.

"Esemka naik karena Pak Jokowi, mudah-mudahan nama Esemka jadi nilai tambah kita. Tapi kami tidak pernah mendompleng untuk itu. Kami cuma melihat ini ide bagus, ini cita-cita mulia dan ini pure bisnis untuk meningkatkan lapangan pekerjaan," ujar Eddy.

Untuk produksi, Eddy menjelaskan saat ini masih menggunakan beberapa part dari China yang dikawinkan dengan komponen dari Indonesia.

"Jadi kita dari lokal dan luar (untuk bahan produksi-Red), dan kita rakit di situ bersama menjadi bagian dari dedikasi kami sebagai perusahaan Indonesia. Kita ada beberapa sumber, salah satunya dari China, tapi ada lokalnya, seperti INKA, Indospring, dll, tapi kami belum bisa katakan berapa persen lokal kontennya, tapi nanti akan kami umumkan saat kami launching," ucap Eddy.

Esemka akhirnya menyatakan keseriusan untuk bisa bersaing di Industri otomotif Indonesia. Esemka tak hanya mau jualan di Indonesia. Seperti halnya pabrikan otomotif lain yang lebih dulu berkecimpung di Indonesia, Esemka membangun pabriknya di Indonesia.

Saat ini Esemka hanya memiliki satu pabrik yakni di kawasan Desa Demangan, Boyolali. Esemka menepis kabar memiliki pabrik di luar Boyolali, Jawa Tengah. Karena satu-satunya pabrik Esemka hanya berdiri di sana. PT Solo Manufaktur Kreasi pun rela menggelontorkan hingga ratusan miliiar rupiah demi membangun pabrik Esemka di Indonesia itu.

"Total investasi mencapai Rp 600 miliar," kata Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya.

Di kesempatan yang sama, Direktur PT SMK, Joko Sutrisno, menjelaskan pabrik Esemka di Boyolali memiliki luas hingga 11, 5 hektar.

"Luas pabrik 11, 5 hektar, yang sudah terbangun test road, lintasan, stok yard, dan luas bangunan 26.000 meter. Untuk mesin bensin dan diesel, masing-masing dengan testnya, selain itu kami memiliki fasilitas monocoq dengan testnya, perakitan sasis dan kabin," ujarnya.

"Selain itu kami juga memiliki test/uji secara stastik. Uji brake, suspensi, struktur bodi, headlamp. Kemudian kita memiliki test drive, jalan berlubang, turun naik, semuanya. Dan kita sudah dinyatakan layak menjadi pabrik mobil, menurut kemenperin No 34 2017," tambahnya.

Esemka akhirnya muncul ke permukaan dan siap bersaing di industri otomotif Indonesia. Namun karena dinilai banyak kesamaan dengan mobil di China, banyak yang mengatakan Esemka di Indonesia hanya ganti logo saja.

Meski demikian, orang nomor satu Esemka yakni, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya, mengatakan hal itu tidaklah benar. Karena Esemka benar-benar ingin serius bermain di industri otomotif Indonesia.

"Cuma ganti emblem dari mobil China? Lalu buat apa kami kerja sama dengan para supplier, buat apa kami kerja sama. Kami bekerja sama dengan mereka, seperti ban, pelek, knalpot, sasis kargo," kata Eddy di Hotel Gran Melia, Jakarta.

Eddy kembali menegaskan Esemka tidak main-main di Indonesia. "Kalau kita ganti emblem, ngapain kita bangun insfrastruktur ini (mendirikan pabrik-Red)," ucap Eddy.

Seperti pemberitaan detikcom sebelumnya, Direktur PT SMK, Joko Sutrisno, menjelaskan pabrik Esemka di Boyolali memiliki luas hingga 11,5 hektar.

"Luas pabrik 11, 5 hektar, yang sudah terbangun test road, lintasan, stok yard, dan luas bangunan 26.000 meter. Untuk mesin bensin dan diesel, masing-masing dengan testnya, selain itu kami memiliki fasilitas monocoque dengan testnya, perakitan sasis dan kabin," ujar Joko.

"Selain itu kami juga memiliki test/uji secara stastik. uji break, suspensi, struktur bodi, headlamp. Kemudian kita memiliki test drive, jalan berlubang, turun naik, semuanya. Dan kita sudah dinyatakan layak menjadi pabrik mobil, menurut Kemenperin No. 34 2017," tambahnya.

Setelah lama tak bersuara, kini Esemka menyatakan keseriusannya untuk bisa bermain di industri otomotif Indonesia. Setidaknya Esemka menyebut akan meluncurkan mobil pikap bernama Esemka Bima.

Esemka Bima ditawarkan dengan dua pilihan mesin, ada mesin 1.200 cc dan 1.300 cc. Tapi berapa ya banderol Esemka Bima?

Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya, mengatakan karena bermain di kota-kota satelit atau pinggiran, Eddy membocorkan harga Esemka bakal dibanderol murah. Harganya tidak akan lebih dari Rp 150 Juta.

"Harga on the road BIMA, kisaran harganya, kami masih pikirkan. Kalau kita lihat prototipe kita (Bima-Red), frame kami, kami harus memberikan harga yang tepat. Kisarannya di bawah Rp 150 juta," kata Eddy di Hotel Gran Melia, Jakarta.

Konsumen Esemka juga tidak perlu khawatir, karena mobil rakitan Indonesia ini juga akan memberikan garansi. Agar para pengendara merasa aman saat berkendara.

"Itu salah satunya kita juga berkolaborasi dengan beberapa pihak, agar bisa memberikan harga yang terbaik untuk konsumen, dan agar orang bisa melirik," ujar Eddy.

"Selain itu untuk bisa memberi kenyamanan untuk menggunakan dalam waktu beberapa waktu tertentu, kami tengah mempertimbangkan akan memberikan garansi 3-5 tahun. Dan ini kembali pada harga. Kalau garansi 3 tahun kompensasi apa yang akan kami berikan ke konsumen," ucapnya.

Di kesempatan yang sama Direktur PT SMK, Joko Sutrisno, menjelaskan pabrik rakitan Esemka di Boyolali memiliki luas hingga 11, 5 hektar.

"Luas pabrik 11,5 hektar, yang sudah terbangun test road, lintasan, stok yard, dan luas bangunan 26.000 meter. Untuk mesin bensin dan diesel, masing-masing dengan testnya, selain itu kami memiliki fasilitas monocoq dengan testnya, perakitan sasis dan kabin," ujar Joko.

"Selain itu kami juga memiliki test/uji secara stastik. uji break, suspensi, struktur bodi, headlamp. Kemudian kita memiliki test drive, jalan berlubang, turun naik, semuanya. Dan kita sudah dinyatakan layak menjadi pabrik mobil, menurut kemenperin No 34 2017," tambahnya.


Hide Ads