Sebagaimana diketahui, Jokowi telah resmi meneken aturan terkait industri mobil listrik pada hari Senin (5/8/2019). Aturan merupakan bagian dari upaya untuk mendorong industri otomotif bergerak ke arah yang lebih ramah terhadap lingkungan, salah satunya sebagai solusi untuk mengatasi masalah polusi udara.
Jokowi berharap daerah-daerah dengan APBD besar, salah satunya DKI Jakarta, bisa memberi insentif bagi masyarakat yang ingin membeli mobil listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi pembeli kalau harganya terlalu mahal siapa yang mau juga. Sehingga kita mendorong, terutama Gubernur DKI yang APBD gede, bisa memberi insentif. Saya kira sudah dimulai," kata Jokowi seusai peresmian gedung Sekretariat ASEAN di Jl Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lalu ikut menimpali. Dalam kebijakan terbaru Anies soal ganjil-genap, mobil listrik mendapat keuntungan dengan tidak kena sistem itu.
"Ganjil-genap bebas untuk mobil listrik," ujar Anies.
Apakah Kendaraan Listrik Ampuh Atasi Polusi?
Merujuk pada studi terbaru Northwestern University, pengadaan kendaraan listrik (termasuk mobil listrik) memang ampuh atasi masalah polusi udara. Seperti dilansir Sciencedaily, studi tersebut dilakukan dengan mengukur perbedaan tingkat polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan listrik bertenaga baterai versus mesin pembakaran internal.
Para peneliti menemukan bahwa ketika listrik dihasilkan dari sumber pembakaran, kendaraan listrik memiliki dampak positif pada kualitas udara dan perubahan iklim. Tingkat polusi udara terbukti bisa terpangkas.
"Berbeda dengan banyak kisah dampak perubahan iklim yang menakutkan yang kita baca di berita, karya ini adalah tentang solusi," tulis peneliti Daniel Horton dalam studi tersebut.
Selain itu, Daniel juga menjelaskan kendaraan listrik juga bisa mengurangi emisi karbon penyebab polusi. Sehingga, secara tak langsung juga berdampak peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
"Kami tahu bahwa perubahan iklim sedang terjadi, jadi apa yang bisa kami lakukan tentang hal itu? Salah satu solusi yang tersedia secara teknologi adalah untuk melistriki sistem transportasi kami. Kami menemukan bahwa adopsi kendaraan listrik dalam mengurangi emisi karbon dan memiliki manfaat tambahan untuk mengurangi polutan udara, sehingga meningkatkan publik kesehatan," sambung Daniel.
Untuk mengukur perbedaan antara dua jenis kendaraan, para peneliti menggunakan algoritma remapping emisi dan simulasi model kualitas udara. Mereka menggunakan metode ini untuk memeriksa dua polutan terkait dengan mobil dan emisi daya: ozon dan partikel. Keduanya merupakan komponen utama kabut asap polusi yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti asma, emfisema, dan bronkitis kronis.
Sementara itu, para peneliti dari Cornell University menyarankan agar kota Houston ibukota negara bagian Texas, Amerika Serikat mengadopsi penggunaan kendaraan listrik minimal 35 persen. Para peneliti menjelaskan bahwa penggantian dari mobil bermesin dan truk diesel dengan kendaraan listrik pada tahun 2040 akan bisa memangkas polusi udara di Houston hingga 50 persen. Karena untuk diketahui, Houston termasuk yang udaranya paling buruk di Amerika Serikat.
Keampuhan kendaraan listrik dalam mengatasi masalah polusi udara juga dikuatkan oleh laporan Badan Lingkungan Eropa (EEA). Seperti dikutip dari laman resmi EEA, laporan tersebut menjelaskan mobil listrik baterai memancarkan lebih sedikit gas rumah kaca dan polutan udara selama seluruh siklus hidupnya daripada mobil bensin dan diesel.
(rdp/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah