"Saya sampaikan, bahwa visi kami ke depan adalah memproduksi mobil secara CKD (completely knocked down) di Indonesia. Jadi kami ingin, Renault di Indonesia itu betul-betul signifikan, kami ingin besar," terang Chief Operation Officer Maxindo Renault Indonesia, Davy J Tuilan, di Tangerang Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diskusinya memang sudah ada. Tapi kapan kami umumkan hasilnya? Itu belum bisa diputuskan sekarang, karena juga masih banyak visibilitas start-nya yang harus kami tempuh dalam proses ini," terang Davy.
![]() |
Tak hanya menggelar diskusi internal, menurut Davy Renault Indonesia juga sudah menjalin komunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk membahas hal itu.
"Kemarin kan Pak Putu Juli Ardika (Kemenperin) juga ngomong kalau Renault sudah datang ke Kemenperin, kami udah ngomong, niatan kami seperti apa," kata Davy.
"Dan kami memang harus CKD, karena kalau impor kuota pasti dibatasi. Nggak bisa besar kami, karena bisnisnya ditakar. Tapi bukan karena itu aja, kami juga tahu kalau ingin bersaing lebih heboh lagi di Indonesia, ke depan harus dalam bentuk CKD," pungkas Davy.
Saat ini Maxindo Renault Indonesia memasarkan dua model mobil, Kwid di segmen mobil LCGC dan Koleos di segmen SUV. Kedua mobil ini masih diimpor secara utuh masing-masing dari India dan Korea Selatan. Pada ajang GIIAS 2019 nanti, Renault berencana memperkenalkan satu model lagi, yakni Triber yang diimpor dari India.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah