Jarak yang akan kami tempuh, total 393 km. Dan melewati beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur. Mulai dari Malang - Blitar - Tulungagung - Trenggalek - Ponorogo - Wonogiri - Klaten - Yogyakarta, dengan estimasi jarak tempuh 8 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur yang dilalui Xpander dari Malang menuju Yogyakarta Foto: Grandyos Zafna Manase Mesah |
Saat menuju Tulungagung, sejauh yang kami temui tidak ada simpul kemacetan di manapun. Hanya saja, kami lebih banyak melewati rute alternatif dengan lebar jalan cukup sempit. Tidak hanya mengandalkan aplikasi seperti Google Maps, kami juga sempat bertanya pada penduduk lokal saat ingin mencari jalan utama menuju Trenggalek.
Yang paling menarik adalah saat melewati rute Trenggalek - Ponorogo - Wonogiri. Sebab kondisi jalannya naik turun dan di sisi kanan-kiri ditumbuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi. Saat melewati rute tersebut, kondisinya memang sudah malam, jadi jalan terlihat gelap. Namun semua itu bisa teratasi dengan lampu dari Xpander yang penerangannya cukup baik.
Jalanan cukup mulus Foto: Luthfi Anshori |
Untuk informasi, Trenggalek, Tulungagung, dan Blitar, menjadi salah satu wilayah titik perlintasan yang merupakan bagian proyek jalur Pansela (Pantai Selatan Jawa). Nantinya, jalur Pansela akan menghubungkan Banten dengan Jawa Timur. Rencananya proyek ini rampung pada 2021 nanti.
Setelah melakukan perjalanan dari Malang ke Yogyakarta pada Jum'at (24/5/2019) selanjutnya tim 'Xpedisi Xpander 2.000 Km Jawa' akan melanjutkan perjalanan dari Yogyakarta ke Tasikmalaya lewat jalur Pansela yang sudah terhubung. Mau tahu seperti apa keseruannya? Nantikan berita selanjutnya dari Xpedisi Xpander 2.000 Km Jawa. (lua/ddn)












































Jalur yang dilalui Xpander dari Malang menuju Yogyakarta Foto: Grandyos Zafna Manase Mesah
Jalanan cukup mulus Foto: Luthfi Anshori
Komentar Terbanyak
Ketemu Fortuner Berstrobo Arogan di Jalan, Viralin!
Viral Bocah 9 Tahun di Makassar Dapat Hadiah Ultah Lamborghini Revuelto Rp 23 M
Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir