Cacat Airbag Takata, Ferrari Tarik 2.017 Mobil

Cacat Airbag Takata, Ferrari Tarik 2.017 Mobil

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 21 Mei 2019 17:21 WIB
Logo Ferrari Foto: Ari Saputra
Beijing - Tak hanya mobil penumpang biasa, ternyata pabrikan mobil super nan mewah juga terseret prahara airbag Takata. Kali ini pabrikan kuda jingkrak asal Italia, tercatat sebanyak 2.071 mobil Ferrari yang diimpor ke China berpotensi mengalami kerusakan airbag.

Mencuplik Asia Times, model yang ditarik kembali karena inflator airbag Takata merupakan produksi antara 8 April 2013 hingga 28 November 2017, termasuk model California, CaliforniaT, FF, 458, F12 Berlinetta, F12tdf, 812 Superfast, GTC4 Lusso, GTC4 Lusso T, 488 GTB dan 488 Spider.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penarikan ini sesuai berdasarkan keputusan Lembaga Regulasi Pasar China. Dalam keterangan resmi dari pemerintah China disebutkan bahwa airbag penumpang depan yang diproduksi oleh pabrikan Jepang Takata, memiliki inflator yang rusak dapat menyebabkan cedera pada penumpang.

Dalam pemberitahuan recallnya, Ferrari menegaskan akan memberi tahu pemilik yang terkena dampak dan diler akan mengganti airbag secara gratis. Penarikan itu dijadwalkan akan dimulai pada 1 Juli 2019.



"Ini adalah perluasan recall setelah pengumuman pada awal Agustus 2016 yang melibatkan beberapa seri California yang diimpor dan kendaraan seri Italia," kata Ferrari seperti dikutip dari Asia Times.

Supercar lainnya juga sempat terseret kasus prahara Airbag Takata, yang harus ditarik antara lain Audi R8 model 2017, McLaren 570S model 2016-2017, Fisker Karma model 2012 dan Lexus LFA. Bahkan, McLaren P1 pun menggunakan airbag Takata yang berisiko dan akan ditarik.

Tesla dengan juga harus menarik Tesla Model S 2012-2016 untuk mengganti inflator airbag. Ini merupakan pertama kalinya Tesla menarik mobilnya karena airbag Takata.

Untuk diketahui, airbag Takata yang bermasalah merupakan isu global. Inflator airbag Takata sudah memakan belasan korban jiwa. Masalahnya adalah, airbag yang meledak secara berlebihan berpotensi mengeluarkan pecahan logam. Pecahan logam itu bisa menusuk penumpang atau penghuni lainnya sehingga mengakibatkan cedera serius bahkan kematian.

(riar/ddn)

Hide Ads