Hal tersebut semakin nampak nyata setelah berbagai produsen otomotif dan teknologi (seperti Uber dan Grab) kian mengembangkan teknologi otonom. Tapi belum ada yang bisa memastikan, kapan kira-kira teknologi ini bisa diterapkan secara menyeluruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataannya itu mengacu pada perawatan dan peralatan membangun mobil otonom yang masih sangat mahal dan juga terbatasnya sumber daya.
"Dibutuhkan lima tahun lagi untuk mengembangkan suatu teknologi untuk mencapai tingkat otonom yang lebih tinggi (sehingga dapat diterapkan di mobil-Red). Dapatkan Anda melihat kasus bisnis ini pada periode sekarang? Yakni biaya yang terlalu mahal," kata dia.
Bahkan, ia bergurau saking mahalnya mengembangkan mobil otonom level 5, biayanya sama dengan mengirim manusia ke planet Mars.
"Selain itu, kompleksitas penyelesaian masalah ini seperti misi berawak ke Mars. Mobil berteknologi otonom level 5 tidak akan pernah terjadi secara global. Anda membutuhkan infrastruktur seluler generasi terbaru di semua sisi jalanan serta peta digital berteknologi tinggi agar sistem bisa membaca marka jalan secara sempurna," ujar Sedran.
"Lalu, teknologi ini (mobil otonom) hanya akan bisa bekerja secara optimal dalam kondisi cuaca ideal. Jika ada genangan air dan hujan terlalu lebat, itu sudah harus pengemudinya sendiri yang campur tangan dalam mengatur kendaraan," lanjutnya.
Walau begitu, tak menutup kemungkinan di masa depan mobil memiliki sistem otonom level 5 yang dimaksud. Yakni, mobil sudah sepenuhnya mengambil alih fungsi mengemudi. Kini, perusahaan otonom dan jasa transportasi baru bisa membuat sistem kendaraan otonom level 3 yang menggunakan perangkat lunak dan sensor Lidar. (ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah