Secara total, Direktur PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan bahwa perusahaan transportasi ini telah menghabiskan hampir Rp 40 miliar untuk beralih ke kendaraan listrik.
"Investasi sudah termasuk semua, mencakup kendaraan dan infrastruktur pemasangan SPL (stasiun pengisian listrik) yang ada di kantor kita, jadi 12 charging station itu sudah terpasang di sini," ujar Andri kepada wartawan di Kantor Bluebird, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (22/04/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menyoal tarif, Andri mengatakan saat ini taksi listriknya masih mengikuti aturan taksi berbasis konvensional. "Kita masih pakai tarif yang sama seperti Bluebird. Silver Bird (Tesla) masih menggunakan tarif yang sama," ujar Andri.
![]() |
Lebih lanjut, alasan untuk tidak menurunkan tarif dikatakan biaya riset dan pengembangan, serta harga kendaraan masih jadi pertimbangan PT Blue Bird.
"Untuk tarif kita targetkan yang blue bird tetap sama dengan yang lainnya, karena kita saat ini belum bisa mendapatkan mobil dengan harga yang bisa membuat harga lebih murah. Walaupun charge listriknya lebih murah daripada bensin," ujar Andri.
"Sebab charging listriknya pun harus investasi, berbeda dengan SPBU kalau bensin, ya memang harganya sedikit lebih mahal tapi SPBU-nya sudah tersedia dimana-mana dengan harga yang pasti," kata Andri.
Pada tahap awal ini, pihaknya akan mengoperasikan sebanyak 25 unit BYD dan 4 unit Tesla. Tipe-tipe kendaraan dari masing-masing merek tersebut adalah BYD e6 A/T, dan Tesla Model X 75D A/T. Hingga 2020 rencananya jumlah taksi listrik yang dioperasikan Bluebird sebanyak 200 unit. Taksi listrik ini akan resmi mengaspal di Jakarta pada Mei 2019. Sementara hari ini baru diperkenalkan kepada konsumen loyal dan beberapa kalangan masyarakat. (riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar