Sedan Bukan Kategori Mobil Mewah, Ekspor Sedan Ikut 'Meroket'

Sedan Bukan Kategori Mobil Mewah, Ekspor Sedan Ikut 'Meroket'

Ruly Kurniawan - detikOto
Selasa, 12 Mar 2019 22:08 WIB
Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta - Mobil sedan nantinya tak lagi selalu masuk kategori kendaraan mewah (lewat skema Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)). Sebab, pemerintah sedang mengusulkan untuk mengubah aturan PPnBM yang semula dihitung lewat kapasitas mesin menjadi berdasarkan keluaran emisinya.

Atas perubahan itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian percaya bahwa ekspor kendaraan akan mengalami peningkatan.

"Kalau kita lihat dari unitnya roda empat ini produksinya 1,3 juta dengan ilai USD 13,7 miliar dan ekspornya ke mancanegara 346 ribu atau USD 4,7 miliar. Di ASEAN 297 ribu unit atau USD 2,3 miliar," ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartato di keterangan resminya, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal tersebut menacu pada kontribusi industri otomotif Tanah Air terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor industri nonmigas sebesar 9,98 persen. Sedangkan data ekspor kendaraan bermotor roda dua menunjukkan tren kenaikan sebesar 53 persen dan 44 persen pada 2016 sampai 2018.

Selain itu, Indonesia juga berpeluang menjadi negara pengekspor kendaraan ke Australia lewat perjanjian kerja sama Ekonomi Komperhensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang sudah resmi diteken. Mobil yang paling laris di Australia sendiri antara lain Mazda 3, Toyota Corolla, Toyota Camry, Holden, Toyota RAV 4, dan Hyundai i30, beserta Toyota Hilux sampai Isuzu D Max.

Berbicara potensi pasar di Australia, sejak lima tahun belakangan volume pasar mobil di sana tak bergeser jauh. Permintaan pasar tertinggi terjadi pada 2016 sebanyak 1,17 juta unit. Karakter pasarnya pun disebut tak begitu berbeda dengan Indonesia dimana mobil penumpang yang mendominasi.


Sehingga, Indonesia bisa melewati industri otomotif Thailand yang punya produksi tertinggi di ASEAN dengan angka 2,1 juta unit dengan ekspor 1,1 juta unit (Indonesia produksi 1,3 juta unit, ekspornya 346 ribu unit).

"Presentase ekspor Thailand 53 persen, Indonesia ekspornya 26 persen dan sebagai catatan Thailand sudah memiliki Free Trade agreement dengan Australia, New Zealand, India-Jepang, Peru, Chile. Sedangkan Indonesia yang sudah berjalan baru dengan Jepang, Pakistan, Chile, Eropa," imbuh Airlangga.

"Yang membedakan dengan Indonesia, ekspor terbesar kita adalah MPV seperti Kijang dan sekelompoknya yang tujuh penumpang seperti SUV dan hatchback," kata dia lagi. (ruk/ddn)

Hide Ads