Itu merupakan bukti bahwa SUV bukan tren sesaat. Bahkan, Jato, supplier intelijen bisnis otomotif global yang mengumpulkan data dari 54 pasar otomotif dunia, memprediksi tren SUV akan awet sampai beberapa tahun ke depan.
"Meskipun pertumbuhan di segmen itu tetap kuat karena SUV mencatat kenaikan persentase tertinggi di antara semua segmen, itu adalah hasil terendah selama empat tahun terakhir dan hampir setengah dari pertumbuhan pada 2017 ketika penjualan meningkat 13 persen dari 2016," tulis Jato dalam siaran persnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 86 Juta Mobil Baru Sesaki Bumi Selama 2018 |
Membesarnya pasar SUV membuat segmen lain terkorbankan. Di antara segmen yang paling besar dikorbankan adalah MPV. MPV boleh saja menjadi mobil paling laris di Indonesia, tapi di dunia popularitas MPV kalah dengan SUV.
Baca juga: Mobil Listrik Cetak Rekor Sepanjang 2018 |
Jato mencatat, volume penjualan MPV turun 14 persen menjadi 6 juta unit. Ada selisih hampir 1 juta unit lebih sedikit dibandingkan dengan penjualan MPV 2017. MPV disebut hampir kehilangan tempat di hampir setiap pasar.
Mobil kompak (hatchback dan sedan) juga mencatat penurunan penjualan. Jenis mobil itu turun 8 persen setelah penjualan di pasar Amerika Serikat dan Eropa melambat.
Namun, segmen pikap berhasil melampaui penjualan city car. Pikap terjual 5,2 juta unit pada 2018, naik 5 persen dibanding 2017. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah