Dalam sebuah pernyataan persnya bahwa Subaru mulai menghentikan produksi sejak shift malam tanggal 16 Januari 2019. Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab dan dampak dari penghentian produksi akan terhadap pendapatannya.
"Dampak pada keuangan konsolidasi Subaru saat ini sedang dipelajari. Subaru akan melakukan pengumuman jika dianggap perlu," tulis keterangan pers Subaru di website global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Subaru Hentikan Produksi Mobil |
Namun melansir dari Channel News Asia, Senin (28/01/2019) dampak pemberhentian sementara produksi mobil Subaru di Pabrik Ginma, Yajima, Jepang diperkirakan mencapai Rp 1,7 triliun.
"Berdasarkan margin kontribusi per kendaraan, kami memperkirakan bahwa penutupan lengkap jalur produksi Jepang selama satu minggu akan mengurangi laba operasi sebesar 13,5 miliar yen (US $ 123 juta)," kata analis Nomura Securities Masataka Kunugimoto.
Penghentian di pabrik yang didistribusikan secara global, dimulai sejak shift malam pada 16 Januari 2019. Namun per 28 Januari 2019 berdasarkan keterangan persnya, mereka kembali memproduksi kendaraan di pabriknya.
"Subaru memulai kembali Operasi di pabrik Gunma sebagai bagian penanggulangan dari unit power steering listrik untuk Forester, Impreza, dan Subaru XV (Crosstrek)," tulis dalam keterangan resmi Subaru, Senin (28/01/2019).
Model lain pun juga kembali diproduksi seperti Legacy, Outback, Revor, WRX, BRZ, dan Toyota 86 karena berada di jalur perakitan yang sama. "Dan untuk model lainnya juga telah dilanjutkan," sambungnya. (riar/ddn)












































Komentar Terbanyak
Ketemu Fortuner Berstrobo Arogan di Jalan, Viralin!
Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir
Viral Bocah 9 Tahun di Makassar Dapat Hadiah Ultah Lamborghini Revuelto Rp 23 M