Merek Renault di Indonesia memang tidak terlalu cemerlang. Popularitasnya masih kalah dengan mobil Jepang ataupun merek Eropa dengan banderol harga lebih mahal sekalipun seperti BMW dan Mercedes-Benz.
Baca juga: Jurus Renault Lawan Mobil Jepang |
Melirik data distribusi wholesales (dari pabrik ke diler) milik Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Renault sudah ada di Indonesia sejak tahun 2002. Penjualan per tahun pun tak ada yang pernah tembus 1.000 unit. Paling banyak Renault bisa berjualan 511 unit pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2018 hanya 239 unit mobil Renault terdistribusi ke diler-diler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renault juga sempat menggegerkan industri otomotif Tanah Air ketika meluncurkan mobil murah Kwid. Di saat yang bersamaan, mobil murah Low Cost Green Car (LCGC) program dari pemerintah sedang booming. Renault pun ogah Kwid disebut-sebut sama dengan mobil LCGC padahal harga jualnya lebih murah.
Sayangnya Kwid belum berhasil merebut hati masyarakat Indonesia. Penjualannya masih kalah jauh dengan LCGC terlaris Toyota Calya. Untuk perbandingan sepanjang tahun 2018, distribusi Calya mencapai 63.970 unit sementara Kwid hanya 49 unit.
Di bawah Maxindo Nusantara Group, Renault optimis bisa ngegas penjualannya mobilnya di Indonesia. Harapan itu muncul lewat produk baru dan perluasan jaringan yang bakal dilakukan. (dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah