Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Harjanto, menyebut pihaknya terus mendorong industri otomotif agar bisa meningkatkan penggunaan komponen lokal. Soal Esemka, Harjanto juga menyebut bahwa pihaknya memfasilitasi dari sisi perizinan.
"Kemudian dari sisi persaingan usaha misalkan insentif apa yang diperlukan yang memang secara undang-undang dan regulasinya bisa membuat industri ini berkembang," kata Harjanto seperti ditayangkan Redaksi Sore Akhir Pekan Trans7, Sabtu (27/10/2018) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan, mobil Esemka kabarnya akan memaksimalkan penggunaan komponen lokal. Meski, untuk sementara kemungkinan Esemka akan menggunakan beberapa komponen yang diimpor.
"Meskipun sekarang beberapa komponen mereka masih mendatangkan dari luar, tapi lokal konten itu kita coba terus bangun dengan para vendor dan mudah-mudahan ke depan ini bisa dilokalisasi seperti layaknya industri yang lainnya," sebutnya.
Sementara itu, dikabarkan mobil Esemka sudah direstui oleh pemerintah untuk diproduksi. Karena, delapan mobil Esemka sudah lulus uji tipe sehingga bisa diproduksi massal.
Adapun delapan kendaraan bermotor merek Esemka PT Solo Manufacturing Kreasi antara lain:
-Garuda I 2.0 (4x4) MT : Mobil penumpang bukan sedan : BBM Solar.
-Bima 1.3 L (4x2) M/T : Mobil barang bak muatan terbuka : BBM Bensin.
-Bima 1.0 (4x2) M/T : Mobil barang bak muatan terbuka : BBM Bensin.
-Niaga 1.0 (4x2) M/T : Mobil penumpang : BBM Bensin.
-Bima 1.8D (4x2) M/T : Mobil barang bak muatan terbuka : BBM Solar.
-Bima 1.3 (4x2) M/T : Mobil barang bak muatan terbuka : BBM Bensin.
-Borneo 2.7D (4x2) M/T : Mobil bus : BBM Solar.
-Digdaya 2.0 (4x2) M/T : Mobil barang bak muatan terbuka kabin ganda : BBM Solar. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?