Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) lewat Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Ditjen ILMATE), Putu Juli Ardika di acara Forum Diskusi Kendaraan Listrik bersama detikcom dan CNN Indonesia, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
"Setiap tahunnya bahan bakar fosil akan semakin mahal karena stoknya terbatas namun permintaannya tinggi. Sehingga penting untuk kita mulai membuat produk hemat energi. Di sektor otomotif kita sudah lakukan sejak 2013 lalu lewat LCGC atau KBH2," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai sekarang itu pertumbuhannya luar biasa, sampai 23 persen sekarang. Kita juga sudah mulai mengekspor sampai mendekati 150.000 unit. Jadi memang tren otomotif dunia ke sini," tambah Putu.
Maka, lanjut Putu, keunggulan dari LCGC yakni sebagai mobil hemat energi, ramah lingkungan, dan harga yang terjangkau kian menggoda dunia internasional.
"Maka penting untuk kami terus mengembangkannya. Sekarang kita punya program yang lebih besar yakni LCEV (Low Cost Emission Vehicle), Electrified Vehicle, dan Flexy Engine lewat B20, biodiesel nabati," papar Putu.
Di kesempatan sama, ia juga menjelaskan bahwa sektor otomotif sangat penting untuk pertumbuhan PDB Indonesia. Dengan keadaan saat ini, potensinya masih sangat besar.
"Kontribusi otomotif di dalam PDB itu terbesar nomor 2 sehingga sektor ini punya potensi besar untuk berkembang. Sebab rata-rara kepemilikan kendaraan per 1.000 penduduk baru 87 unit. Naik 3 saja, kenaikannya sangat luar biasa. Potensi ekspor pun masih tinggi, jadi jangan sampai kita menjadi konsumen saja ke depannya," ujarnya. (ruk/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?