Menurut pelaku bisnis bangkai mobil di bilangan Bambu Apus, Jakarta Timur kondisi tersebut disebabkan karena minimnya modal yang dimiliki serta terbatasnya segmen pasar yang diincar.
Baca juga: Bangkai Mobil Bekas Kecelakaan Bikin Apes? |
"Modal besar sangat pengaruh pada keuntungan, kalau tidak cermat bisa rugi jadinya, kebanyakan yang datang ke sini juga yang sudah paham mesin saja," ucap Rois salah satu penjual onderdil copotan bangkai mobil di Bambu Apus, Jakarta Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak bisa menghitungnya kalau kondisinya kayak gini, yang jelas 1 sampai 2 tahun baru keliatan (untungnya)," ucap Rois.
"Sebenarnya kebantu dari saling menutupi (penjualan mobil lain) saja," tambahnya.
Artinya dalam waktu sebulan ia tidak bisa menentukan berapa angka keuntungan yang pasti tiap bulannya. Bahkan ia menyebut tidak ada perbedaan keuntungan untuk penjualan secara utuh ataupun diketeng, bedanya hanya uang lebih cepat diputer.
"Paling kalau spare part sudah kelihatan balik modal, untungnya paling di besi tua doang (dikiloin), kisaran keuntungan untuk satu mobil bisa Rp 1 sampai Rp 3 Juta, kalau rezeki banget ya sampai Rp 5 Juta," tambah Rois.
Selain itu Rois juga memanfaatkan tren pemasaran masa kini. Seperti beriklan di jaringan media sosial facebook dan instagram.
"Kalau website masih dalam rencana, penjualan terbantu banyak dari online, soalnya kalau di online kita kasih garansi juga biar konsumen percaya," ungkapnya. (dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar