Dipaparkan Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, mobil di bawah Rp 100 juta kurang diminati meskipun mereka adalah pembeli pertama (yang baru beli mobil). Warga Indonesia lebih memilih mobil yang agak mahal namun aman bila digunakan sehari-hari.
"Iya, sewaktu diperkenalkan (mobil LCGC) banderolan termurahnya adalah di bawah Rp 99 juta, tapi ya tidak ada apa-apa. Tidak laku mobil seperti itu, orang Indonesia belinya di varian atas (Rp 100 juta ke atas)," kata Jonfis di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mobil Rp 99 juta ke bawah itu tidak ada apa-apa, transmisinya juga hanya tersedia manual. Kecenderungan orang Indonesia, walaupun ingin beli mobil pertama mereka benar-benar memilih yang layak untuk dikendarai. Safety-nya baik, ada teknologinya, bukan masalah harga lagi," tambahnya.
Sebagai contoh, Jonfis mengatakan dahulu sempat ada mobil yang ditawarkan dengan harga Rp 66 juta. Tapi setelah beberapa bulan mobil tersebut tidak begitu laku dibanding mobil-mobil Rp 100 jutaan.
"Di atas Rp 100 juta itu yang malah sukses (dibanding Rp 99 juta ke bawah). Memang, ada banyak faktor di belakang itu. Tapi beli mobil kan tidak seperti beli motor yang kalau tidak suka atau ada masalah tinggal buang. Mobil itu kan sebagai investasi juga, jadi harus benar-benar diperhatikan khususnya fitur keselamatannya," tutup Jonfis.
Jonfis mengatakan harga mobil LCGC yang kian meningkat dan hampir memepet harga city car (hampir Rp 150 juta) adalah wajar. Sangat sukar sekali sekarang mencari mobil LCGC yang harganya di bawah Rp 100 juta.
"Ya kan karena ada inflasi dan kenaikan perkapita. Semua itu sih kembali ke pemerintah karena mereka yang menetapkan, bukan kami. Kami mengikuti saja kalau LCGC," ucapnya. (ruk/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah