Ketua Komunitas Food Truck Jakarta, Joko Waluyo, mengungkapkan bagi para pebisnis pemula di food truck kerap mengalami kegagalan lantaran kesalahan konsep. Berbeda dengan PKL, food truck mengharuskan pemiliknya bergerilya dari satu tempat ke lokasi lainnya.
"Pertama tahu dulu produk yang dijual apa, yakin, jangan karena satu hal 3 minggu sudah selesai. Banyak anak muda begitu, baru lulus kuliah mulai bisnis seminggu kemudian hilang. Enak nih makanan kalau kita bikin, dijual, tapi beberapa hari kemudian hilang, sudah buat logo, tapi enggak lanjut," ucapnya kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanan ya kekinian kayak kentang goreng kita kasih bumbu, kemudian kita tusuk, dikemas bagus itu makanan kekinian. Di Indonesia laku apa saja dijual. Mangga kita blender kasi kemasan sedikit, sudah laku, beli saja mangga Rp 50.000 dapat 2 kg," tutur Joko yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 2013.
Apalagi, lanjut pemilik 3 food truck ini, saat sekarang banyak sarana melakukan promosi, khususnya lewat media sosial. Promosi yang kreatif jadi faktor penentu frekuensi jualan food truck.
"Tips-tips ya kita namanya usaha harus gerilya, wajib, terutama medsos, itu awal modal. Kemudian keluarga kita kasih tahu, teman kerja kita kasih tahu, simpel. Untuk sewa lokasi di Jakarta tergantung nego, ada sehari Rp 100 ribu ada yang Rp 200 ribu," pungkas Joko. (idr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Ketemu Fortuner Berstrobo Arogan di Jalan, Viralin!
Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir
Apakah Pertalite Mengandung Etanol?