Terletak di jantung ibu kota, konsep diler ini dianggap akan memperkuat penawaran brand asal Jerman itu. Juga membedakan dengan produsen mobil lainnya di Indonesia.
"Selama beberapa tahun terakhir, BMW berinisiatif untuk melakukam transformasi yang menawarkan kemudahan serta mampu memberikan nilai tambah kepada para pelanggannya. Karenanya, BMW memperkenalkan konsep retail baru untuk dapat lebih dekat dengan konsumen dan menyampaikan nilai-nilai yang membedakan BMW dari pabrikan mobil yang lainnya," ujar President Director BMW Group Indonesia, Karen Lim, di Jakarta, Kamis (25/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan demikian, hari ini dengan bangfa akhirnya kami bisa membawa konsep ini ke Indonesia," kata Karen.
Konsep baru tersebut mencakup pemilihan lokasi strategis, fasilitas retail interaktif dengan BMW Virual Production Presentation, menyatukan proses pembelian kendaraan, mulai dari konfigurasi detil kendaraan, test drive sampai tahap pembelian, dan layanan purna jual BMW Fast Lane Service yang mencakup perawatan rutin, serta proses pemesana suku cadang yang langsung terhubung ke BMW Group Indonesia Parts Distribution Center.
BMW Thamrin ini terletak di area lobi Indosurya Plaza, Jl. M. H. Thamrin no. 8-9, Jakarta Pusat. Jam operasional diler 3S ini buka dari pukul 10.00-20.00 WIB. Diler ini sekaligus akan menjadi diler terakhir yang diresmikan BMW tahun ini. Tahun ini BMW akan fokus ke masalah layanan purnajualnya.
"Dua-tiga tahun terakhir sudah banyak diler seperti di Bali, di Medan, di Pluit, di Serpong, dan kemarin juga ada untuk diler di Tebet, dan konsep-konsep baru juga akan dibawa. Karena tahun ini fokusnya akan ke servis, untuk diler sudah cukup. Jadi nggak ada penambahan, total kami punya 19 diler di seluruh Indonesia," tambahnya.
Jika dibandingkan dengan produsen lain terutama yang berasal dari Jepang, total 19 diler mungkin sedikit. Namun, bagi BMW jumlah tersebut sudah cukup.
Selain fokusnya yang memang akan dialihkan pada layanan purnajual, lanjut Keren mengatakan konsumen mobil premium di pasar roda empat Indonesia tidak sebesar segmen mobil menengah ke bawah, juga penambahan diler dirasanya bukan faktor utama penjualan meningkat.
"Kalau lihat dari industrinya tidak terlalu besar, kalau lihat year on year-nya Gaikindo ( Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) cuma 1,4 persen kalau tidak salah, tapi kita bisa double digit, itu artinya premium marketnya tumbuh tapi untuk penambahan diler tentu beda, karena bukan berarti nambah diler nambah penjualan," pungkas Keren.
(khi/lth)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?