Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Nissan terhadap pasar di Indonesia misalnya selisih harga jual yang mencapai Rp 200 juta untuk model yang sama membuat orang ogah membelinya.
"Nissan X-Trail yang mesinnya ICE (Internal Combustion Engine) 2.000 cc CVT itu selisih harganya dengan yang X-Trail yang hybrid Rp 218 juta jadi kira-kira 33 persen lebih mahal dibandingkan yang ICE, sudah pasti memang akses harga salah satu penyebab," ungkap Vice President Director of Marketing and Sales PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Davy J Tuilan di ICE BSD, Tangerang, Senin (13/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu katanya dari hasil survei itu juga ditemukan kurangnya pengetahuan orang Indonesia akan mobil listrik karena belum mencobanya.
"Tapi kalau secara umum mengetahui ternyata yang EV separuhnya daripada hybrid, jadi awareness EV di Indonesia itu sangat-sangat lemah, karena yang EV separuhnya dari hybrid," jelasnya lagi.
"Sehingga kami dari Nissan berpikir bahwa purchase intention itu lemah karena dua hal yaitu awareness dan lack of experience karena sudah pasti di negara kita ini mobil listrik masih sangat jarang hanya beberapa orang yang sanggup memiliki mobil listrik," tuturnya. (dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK