Melalui Presiden Direktur Fin Komodo Ibnu Susilo, Komodo menyadari masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan produk mereka.
"Sebenarnya pasar saat ini kita yang ciptakan. Karena pasar belum mengenal kita. Makanya kita harus mengedukasi," ungkap Ibnu pada detikOto, di pabrik Fin Komodo, Cimahi, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Ibnu bercerita mengenai jatuh bangun perkembangan mobil pedesaan tersebut, baik ketika produksi merosot maupun ketika mencapai level tertinggi penjualan. "Saat ini kita belum bisa persentase, tapi kita merasa ada kenaikan. Walaupun tahun 2014 kita sempat mengalami penurunan waktu pilpres. Tapi puncaknya itu di tahun 2016, kita penjualannya lumayan," katanya.
Jika dilihat dari data penjualan, memang Fin Komodo mengalami progress yang cukup signifikan. Pada tahun pertama produksi, mereka hanya mampu menjual 1 unit dalam setahun. Kini, produksi setahun bisa mencapai 120 unit. Ibnu bahkan membeberkan bahwa produk Fin Komodo sudah tersebar di seluruh Indonesia bahkan hingga ke mancanegara.
"Dari Sabang sampai Merauke sudah ada. Afrika sudah ada, Malaysia juga. Itu yang ekspor dari buyernya. Kita jualnya FOB (Factory on Board) asli Cimahi, jadi harganya di situ, penyerahannya juga di situ," pungkas Ibnu.
Fin Komodo mulai riset di tahun 2005, setahun kemudian mulai desain, dan baru 2007 ada model pertama Komodo. Lebih lanjut Ibnu mengungkapkan bahwa proses produksi mobil Fin Komodo baru benar-benar dilaksanakan pada tahun 2011.
"Nah dari situ sampai 2011 kami sudah mendapatkan yang paling bagus. Jadi hitungannya untuk masuk ke pasar, untuk dipakai mass production ya tahun 2011," tutur Ibnu. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?