Komodo, Mobnas yang Masih Bertahan, yang Lain Mati Suri

Geliat Mobil Nasional

Komodo, Mobnas yang Masih Bertahan, yang Lain Mati Suri

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 08 Mar 2017 11:28 WIB
Komodo, Mobnas yang Masih Bertahan, yang Lain Mati Suri
Foto: Rangga Rahadiansyah
Cimahi - Beberapa tahun lalu, Indonesia memiliki sebuah asosiasi industri otomotif yang beranggotakan produsen kendaraan roda empat asli buatan Indonesia bernama Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa). Asosiasi yang didirikan 2010 lalu itu memiliki 8 anggota produsen mobil nasional (mobnas).

Adapun kedelapan anggota Asianusa itu adalah Tawon, Merapi, Fin Komodo, GEA, ITM, Wakaba, Borneo dan Kancil. Namun, hampir semua anggota Asianusa itu 'mati suri'. Hanya Fin Komodo yang masih bertaha hidup.

"Asianusa itu tadinya ada 8 member. Tapi, yang 7 sudah mati suri, sudah tidak ada aktivitas lagi mereka. Jadi sekarang, hanya Fin Komodo saja yang masih bertahan saat ini," kata Presiden Direktur PT Fin Komodo Teknologi, Ibnu Susilo di markasnya di Cimahi, Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ibnu, ketujuh anggota Asianusa yang tergolong masih 'bayi' tidak bisa bertahan karena tidak adanya dukungan dari pemerintah. Padahal, kalau saja pemerintah mendukungnya, maka Indonesia bisa saja memiliki industri otomotif asli buatan dalam negeri.

"Ketujuh anggota Asianusa lain, mereka tidak bisa survive karena tidak ada dukungan pemerintah. Itulah bukti kalau tidak ada dukungan pemerintah maka bayi-bayi ini sangat rentan. Karena bayi ini harus didukung. Kalau di negara-negara mana pun, bayi-bayi seperti ini didukung pemerintahnya untuk menjadi besar," ujar Ibnu.

Sementara itu, Ibnu mengatakan, Fin Komodo masih bisa bertahan karena menerapkan budayanya sendiri. Fin Komodo menggunakan budaya sendiri dengan metodenya, dengan budaya teknologi asli Indonesia, dengan cara membuat industrinya.

"Kita masih bisa bertahan, karena kita harus membuat budaya sendiri. Budaya bagaimana cara meraciknya, bagaimana cara membuat industrinya, bagaimana kita membina supply chain-nya, itu kita menggunakan buadaya teknologi Indonesia," ucap Ibnu. (rgr/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads