Intip Cara Blue Bird Rawat Taksi Sebelum Dijual

Intip Cara Blue Bird Rawat Taksi Sebelum Dijual

Khairul Imam Ghozali - detikOto
Jumat, 14 Okt 2016 13:36 WIB
Foto: Khairul Imam Ghozali
Jakarta - Demi menjamin kenyamanan para penumpang setianya, Silver Bird, salah satu anak perusahaan PT. Blue Bird Tbk, kerap melakukan peremajaan armadanya Mercedes-Benz E 200 Compressor setiap 5 tahun sekali.

Dan untuk armada lama yang telah digunakan, akan dipermak kembali lalu diperjual belikan dalam kondisi paling prima layaknya mobil baru.

"Kita bukan hanya sekedar liat mobilnya. Kalau liat beberapa waktu lalu, Blue Bird sedang ingin berbenah dalam segal hal. Karena kita masih dalam persaingan transportasi. Salah satu aspek keterbukaan yg akan kita tunjukan, di mobil jual kita," ujar Used Car Division, General Manager PT Blue Bird Tbk., Hery Sugiarto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun untuk para konsumen yang berniat membeli mobil Mercedes bekas dari Silver Bird, tidak perlu khawatir. Karena sebelum dijual, mobil-mobil bekas ini diperbaharui terlebih dahulu.

"Tapi juga dari sana ada perawatannya. Seperti apa si mobil bekas itu perbaiki di bengkel, dengan fasilitas yang kita gunakan," ujar Hery.

Proses perbaikan tersebut melewati beberapa proses. Proses yang pertama adalah pelepasan atribut dan perbaika eksterior mobil

"Atribut BBG (blue bird group). Atribut itu ada mahkota, nomor lambung, ada nama perusahaan, ada argo, fleety. Nah itu dulu dilepas, baru setelah itu perbaikan eksterior. Eksterior itu tadi kalau ada yang baret di perbaiki dulu," tutur Asisten Manger Bengkel, Eko Joko Sudarto.

Lalu proses dilanjutkan ke bagian interior mobil. "Kalau ada joknya retak, stirnya sudah kekelupas, headrest nya retak, plafon ada yg kena roko, terus keemudian lis-lis nya yang kurang rapih, kita kembalikan ke orisinil nya," ujar Eko.

Setelah itu baru memasuki tahap masuk ke saloon dan teknikal.

"Melalui ada di balancing, lalu pengecekan di SD (start diagnosis) tadi," kata Eko kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (14/10/2016).

Belum selesai sampai disitu. Usai masuk proses perbaikan di bengkel, proses selanjutnya adalah pengecekan terakhir.

"Pengecekan terakhir, baru dari proses produksi. Terus manager kepala bengkel melakukan pengecekan, udah oke baru ke kordinatorat, lalu baru ke GM (General Manager), lalu terakhir martekting," tutur Eko.

Setelah siap dijual, tidak lupa pembeli yang mau membeli produk tersebut kembali mengecek ulang kendaraan.

"Jadi pembeli itu meski kita udah ngasih diteling nya bagus, tetep mereka akan komplain, karena persepsinya mereka adalah kendaraan baru. Jadi kita juga kan mengacu ke kendaraan baru, seperti baru," tambah Eko. (lth/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads