'Istilah All Risk di Asuransi Itu Salah Kaprah'

Jakarta - Asuransi kendaraan saat ini dinilai suatu hal yang penting bagi para pemilik kendaraan untuk mengurangi risiko seperti tergores hingga hilang kendaraan karena dicuri. Kita sering mendengar istilah asuransi All Risk dan menganggap dengan mengikuti asuransi tersebut kendaraan kita terjamin aman, padahal istilah tersebut dinilai salah kaprah.

Istilah All Risk yang sering kita dengar sebenarnya asuransi komprehensif yang menjamin kerugian sebagian dan kerugian total akibat pencurian.

"Istilah All Risk itu salah kaprah. Sebenarnya itu nggak boleh. Komprehensif itu menjamin kerugian sebagian dan menjamin kerugian total cuma semuanya itu tergantung jaminan yang ada di polis," ungkap Manager Surveyor dan Garda Center Garda Oto, Bangun Pambudi, di The Hook Restaurant, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, istilah all risk yang sering digunakan karyawan asuransi maksudnya semua risiko yang tertuang di dalam polis. Kejadian yang sering salah kaprah itu misalnya seperti bencana alam. Untuk mendapatkan asuransi yang meng-cover kejadian seperti bencana alam, seharusnya masyarakat mengikuti perluasan jaminan tentunya dengan menambah biaya premi.

Perluasan jaminan merupakan jenis jaminan di luar jaminan standar polis. Dengan perluasan jaminan ini, hal-hal yang sebelumnya tidak dijamin oleh polis standar dapat dijamin sesuai dengan jenis dan ketentuan perluasan jaminan seperti bencana alam, terorisme, kecelakaan, huru-hara, tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga.

"Kalau orang bilang All Risk itu berarti semua risiko dijamin, tapi kalau komprehensif di polis kita itu apa-apa saja yang ada dalam jaminan itu yang dijamin, di luar yang ada di polis itu tidak dijamin. Kalau ada seperti banjir itu perluasan mungkin sudah dimasukkin sama si salesnya," katanya.

"Kehilangan kendararaan juga termasuk di dalam jaminan komprehensif, namun kehilangan yang disebabkan tindak pencurian," ujar Bangun. (rgr/ddn)