"Bahkan mitosnya para aulia tersebut menggunakan gua ini sebagai tempat untuk langsung pergi ke Mekkah, tidak tahu hanya rohnya saja atau dengan jasadnya juga," ujar Salihin, pemandu lokal sekaligus warga asli Kampung Laweung, Aceh Pidie, Sigli.
Namun bukan hanya ketujuh aulia tersebut yang menggunakan tempat ini untuk melakukan semedi atau bertapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mitos tersebut ada pula beberapa bentuk batu di dalamnya yang juga berunsur dari mitos, misalnya seseorang yang ingin mebangun masjid.
"Awalnya cerita zaman legenda dari seseorang dari keturunan raja mau bikin masjid, setelah itu karena tidak ada air, jadi mesjid tidak selesai. Tapi terjadi beberapa rangkaian dari pembangunan tersebut," tutur Salihin.
Ada juga mitos yang menceritakan pasangan yang ingin melakukan pernikahan di dalam goa dan mendapat kutukan.
"Karena mitosnya ketika di dalam goa ada yang minta makanan tetapi tidak di kasih sama pengantin itu," ujar Safriati.
Dari mitos-mitos tersebut terbentuklah beberapa batu yang menggambarkan mitos tersebut. "Ada batu tiang penyanggah disebutnya tiang penentu arah, ada batu berbentuk beduk yang bisa juga bersuara, lalu ada batu berbentuk kasur dan berbentuk pelaminan," tutur Safriati.
Gua Tujuh ini sendiri dibuka sebagai wisata sejarah setelah konflik di Aceh selesai dan setelah perjanjian Helsinki.
Tidak tahu pasti apakah benar atau tidak mitos-mitos tersebut. Namun Safriati mengatakan, pernah ada warga Aceh yang membuktikan mitos bahwa gua tersebut bisa langsung menuju ke Mekah.
"Abdullah orang kampung Laweng, kira-kira sudah ratusan tahun lalu, dia masuk gua itu dan ketika keluar bawa kurma hijau. Di sini tidak ada kurma seperti itu," ucap Safriati kepada detikOto.
Salah satu Riser dari Jakarta, Donald Zaenal Abidin mengaku percaya dengan mitos tersebut karena memang zaman dahulu terkenal akan hal-hal semacam itu.
"Yang pasti keren banget, bangga juga bisa ngunjungin situs bersejarah di Aceh yang banyak mitos kalau dipikirin enggak sampai pakai logika. Kalau gue pribadi sih percaya-percaya aja," ujarnya kepada detikOto.
Wisata situs bersejarah ini ramai didatangi pengunjung pada bulan-bulan tertentu. Yaitu bulan Rajab, Syaban dan Ramadan.
"Karena itu kan bulan-bulan suci, jadi ramai orang datang ke sini," tambah Safriati. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?