Pembangunan Pabrik Ban di Indonesia Belum Jadi Prioritas Michelin

Laporan dari Malaysia

Pembangunan Pabrik Ban di Indonesia Belum Jadi Prioritas Michelin

Firdaus Anwar - detikOto
Jumat, 26 Agu 2016 07:45 WIB
Foto: Firdaus Anwar
Sepang - Merek ban asal Eropa, Michelin telah masuk ke pasar Indonesia sejak tahun 2011 lewat jalur impor. Setelah 5 tahun berjalan, meski tanggapan pasar positif namun Michelin tampaknya belum berencana untuk membangun pabrik perakitan.

Dijelaskan oleh Direktur Marketing Michelin untuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura Putu Yuda bahwa pemasok ban MotoGP 2016 ini masih ingin memperkuat jaringan dan kepekaan konsumen terlebih dahulu. Baru setelah itu rencana untuk membuat pabrik bisa direalisasikan.

"Setelah kita bisa menjual ban, membuka jalur distribusi segala macam, dan mengedukasi pasar secara natural kita pasti akan ke arah membuat pabrik bannya pasti. Saat ini kita masih dalam fase membangun jaringan distribusi dulu karena Indonesia kan negara kepulauan nih populasi besar dan market masih sedang tumbuh, artinya belum mature lah," kata Putu kepada detikOto saat ditemui di gelaran Michelin Pilot Sport Experience 2016, Sepang, Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih banyak segmen yang perlu kita garap dulu," sambungnya.

Sejauh ini tahun 2013 dan 2014 Michelin sendiri diketahui telah melakukan investasi bekerja sama dengan perusahaan lokal Indonesia untuk mendirikan pabrik karet alami dan karet sintesis sebagai bahan setengah jadi. Pada tahun 2017 direncanakan pabrik tersebut akan mulai berproduksi memasok bahan ke seluruh pabrik perakitan ban milik Michelin terutama yang berbasis di Thailand.

Apabila setelah itu ke depannya tanggapan pasar Indonesia positif dan terus bertumbuh, maka kemungkinan besar pabrik pembuatan ban itu sendiri bisa didirikan.

"Kalau mau mengambil contoh terdekat ini yang sebenarnya kita lakukan di Thailand. Kita masuk dari tahun 80-an membuka commercial office dulu, membuka distribusinya, baru membangun pabrik. Dulu cuma satu sekarang sudah 6 production factory," pungkas Putu. (fds/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads