"Dengan adanya Toyota Indonesia Akademi (TIA) kita harapkan adanya transfer teknologi. Ya salah satunya kita harus mengembangkan SDM-nya dahulu, karena kan kita menggunakan mesin-mesin terbaik," ujar Direktur Administrasi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam usai kelulusan pertama TIA, di Karawang, Jabar, Kamis (25/8/2016).
Dia mencatat, saat ini adanya ketidaksinkronan antara kebutuhan industri dengan dunia pendidikan. Hal ini lah yang coba ditutupi Toyota dengan akademi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedangkan kita (di Indonesia) harus menunggu 6 bulan sampai setahun atau mereka harus ganti profesi dulu baru bisa bekerja. Ini terjadi karena di indonesia itu tidak sesuai (kebutuhan industri dan pendidikan). Harusnya semuanya dibicarakan. Bahkan di negara lain pendidikan yang tidak dibutuhkan itu ditutup," tambahnya.
Sehingga menurut Bob, pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia membutuhkan keberadaan lulusan akademi dengan keterampilan vokasi yang mumpuni. Artinya setiap lulusan wajib memiliki keahlian tertentu, sehingga dapat menjawab tantangan tidak hanya untuk menuntaskan pekerjaan dengan baik namun juga menjadi tenaga ahli di bidangnya masing β masing.
Karena kunci tingginya daya saing dan perbaikan terus-menerus di bidang industri terletak pada SDM berkualitas. TIA berusaha mencetak engineer muda dengan memberikan pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada keterampilan praktis untuk menguasai teknologi manufacturing otomotif terkini yang ada serta pembangunan karakter SDM industri.
"Dengan demikian diharapkan lulusan TIA bersertifikat ini bisa menjadi solusi pemenuhan SDM berkualitas yang akhirnya dapat membantu meningkatkan daya saing industri Indonesia," ujar Bob. (lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali