Salah satu contoh APM yang gugur akibat tingginya beban pajak kendaraan mewah serta biaya impor yakni Mabua Motor Indonesia yang menjadi agen moge Harley-Davidson.
Ketua McLaren Club Indonesia, Tjipto Widodo mengatakan harga mobil yang tinggi akibat pajak menjadikan masyarakat bekerja lebih keras untuk memenuhi keinginan memiliki mobil, utamanya supercar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya memang peningkatan pajak untuk kendaraan di Indonesia membuat harga jadi tinggi yang menjadikan kita kerja lebih keras. Kita mengharapkan supaya bisa dipermudah supaya banyak masyarakat lain juga bisa memiliki mobil seperti kita ini," kata Tjipto kepada detikOto, Sabtu (20/2/2016).
CEO APM McLaren Jakarta, Irwan Poedjoadi juga mengatakan kenaikan pajak untuk kendaraan mewah juga membuat penjualan mobil sport tersebut kian berat di Indonesia. Ditambah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menambah kelesuan perekonomian di Indonesia.
Sebagai strategi mengatasi keadaan demikian, Irwan mengatakan lebih banyak mempererat hubungan dengan anggota di dalam komunitas sebagai prospek penjualan mobil mereka.
"Setahun belakangan ini kita melihat ada struktur perubahan perpajakan dari yang tadinya 75 persen jadi 125 persen (PPnBM/Pajak Penjualan atas Barang Mewah). Dari 3 persen jadi 7,5 persen (tarif rata-rata bea masuk). Itu terasa berat. Bukan untuk McLaren saja namun diseluruh otomotif dan bidang lain ada penurunan aktivitas penjualan," jelas Irwan.
"Kita sebagai APM berusaha untuk menjaga stamina salah satunya dengan aktivitas komunitas untuk kegiatan promosi dan memberikan prospek dari mobil kami," tandasnya.
(nkn/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru