"Untuk faktor daya beli, seperti yang kita ketahui memang ada keterlambatan faktor daya beli terutama di pasar domestik, tapi dari sisi segmen yang kita miliki secara keseluruhan di Goodyear Indonesia, faktor tersebut membantu kita di paruh kedua 2015, yang menurut kita masih sesuai dengan rencana-rencana sejak awal, memang ada dampak sedikit pada semester pertama, kita harapkan ada beberapa perbaikan dari keseluruhan segmen,β ujar Direktur Pemasaran dan Penjualan Goodyear Indonesia Yedi Sondy dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2015).
Di umur yang sudah 80 tahun produsen ban asal German ini, mengaku tidak memiliki strategi khusus untuk bertahan di industri yang mereka geluti. Namun menurut Yedi, terdapat tiga komponen yang selalu mereka perhatikan, yakni produk, jangkauan atau networking dan konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arfianti Puspitarini, Manajer Produk Konsumer Goodyear menambahkan Goodyear mampu berkontribusi terhadap pasar Indonesia sesuai komposisi yang ada di pasar industri.
"Kontribusi Goodyear terhadap pasar, kalau dilihat dari segmennya dengan value mobil passenger itu sekitar 50% karena memang lebih banyak, untuk mobil sport memang di bawah 50% karena memang tidak terlalu besar, bisa lihat di jalanan depan kiri belakang MPV semua, kalau lihat mobil sport itu jarang, memang tidak terlalu besar tapi itu sesuai dengan komposisi yang ada di pasar industri,β tuturnya.
Goodyear pun sudah menjadi ban resmi di beberapa pabrikan mobil. "Iya kami kerjasama dengan pabrikan, karena ban ini digarap di German, salah satunya BMW, Mercedes-Benz CLA yang baru itu menggunakan Goodyear ini, Mini Cooper yang ringan itu juga pakai,β ujar Arfianti.
(ddn/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru