Begini Prospek Masa Depan Juara GT Academy

Nissan GT Academy

Begini Prospek Masa Depan Juara GT Academy

Arif Arianto - detikOto
Rabu, 01 Jul 2015 14:25 WIB
Begini Prospek Masa Depan Juara GT Academy
Juara pertama GT Academy Lucas Ordoez menjadi juara Formula 3 di Jepang
Sentul - Ajang Gran Turismo Academy merupakan jembatan bagi para penggemar game racing online untuk mewujudkan mimpi menekuni profesi sebagai pebalap profesional. Pilihan profesi itu dinilai sebagai langkah tepat dan menjanjikan mengingat prospek karir dan pendapatan yang menjanjikan.

β€œEnam orang juara yang lolos GT Academy di negaranya, nantinya akan bertarung lagi di tingkat kawasan sebelum dikirim ke Inggris. Ada empat wilayah yakni Asia, Eropa, Amerika, dan satu lagi grup lain yang tidak masuk ke tiga wilayah itu,” papar GM Strategi Pemasaran dan Perencanaan Produk PT Nissan Motor Indonesia Budi Nur Mukmin kepada detikOto, di Sentul, Bogor, jawa Barat.

Kompetisi di tingkat wilayah ini, akan menghasilkan empat orang juara. Selanjutnya mereka akan bertanding di tingkat global menghadapi juara dari wilayah Amerika, Eropa, dan satu lagi wilayah campuran yang disebut wilayah internasional lainnya. Hasilnya, akan lahir seorang juara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang juara sejati inilah yang akan dikirim ke Silver Stone, Inggris. Selama tiga dia akan mendapatkan pelatihan baik teori dan praltik balap. Pelatihan tersebut salah satunya akan diberikan oleh para mantan pebalap F1.

β€œJuara inilah yang akan menjadi pebalap Nissan dan akan mewakili di berbagai kejuaraan atau even balap,” kata Budi.

Artinya, ketika seseorang telah lolos mernjadi juara sejati dari GT Academy, mereka tidak akan pernah menganggur. Soalnya, waktu selama setahun, pebalap baru itu akan terisi dengan berbagai jadwal padat yang telah menanti.

β€œDi situ ada balap Le Mans 24 hours, F3, GP3, Blancpain Endurance Series, berbagai kegiatan marketing Nissan dan Nismo di berbagai negara, mereka pasti akan dliibatkan, dan sebagainya. Sehingga, tentu saja kalau bicara soal karir dan pendapatan ya bisa dilihat saja seperti apa kegiatan-kegiatan itu yang semua berlevel global,” papar Budi.

Dia menyodorkan contoh apa yang telah dicapai oleh 19 orang pebalap profesional Nissan yang meruapakan juara GT Academy sepanjang tujuh tahun penyelenggaraan. Mereka semua selalu ada kegiatan sepanjang tahun.

β€œMereka berasal dari berbagai latar belakang, ada yang mahasiswa, salesman, penganggur, sopir. Tapi akhirnya nasib mereka berubah dan cemerlang setelah menjadi juara akademi ini,” ucap Budi.

Sehingga, lanjut dia, tak salah jika para gamer online atau para pecinta balap virtual yang antusias untuk mewujudkan cita-cita dan impian mereka menjadi pebalap profesional melalui GT Academy itu. Tahun ini, secara global, hajatan itu telah memasuki tahun ke delapan.

Sementara di Indonesia, gelaran ini baru pertama kali diselenggarakan di dua kota yakni Jakarta dan Surabaya, serta melalui dunia maya alias game online yang bisa terjangkau dimana saja. Tak kurang dari 15.000 orang peserta berbondong-bondong menjadi peserta kompetisi ini.

Dari jumlah itu terjaring 20 orang finalis yang terdiri dari 10 orang finalis dari jalur on ground atau berkompetisi melalui alat simulator, dan 10 orang lainnya melalui jalur game online.

Sedangkan dilihat dari asal kota mereka, 19 orang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan seorang dari Yogyakarta. Mereka berlaga mulai 30 Juni hingga 1 Juli 2015

(arf/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads