Menikmati Desa Wisata Organik Bondowoso

Datsun Risers Expedition

Menikmati Desa Wisata Organik Bondowoso

Rois Jajeli - detikOto
Selasa, 09 Jun 2015 16:19 WIB
Bondowoso - Datsun Risers Expedition etape IV Surabaya-Denpasar sudah memasuki Kabupaten Bondowoso. Di Kota Tape ini, para risers sempat singgah di Desa Wisata Organik Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari.

Untuk memasuki desa wisata ini, para risers tidak bisa masuk dengan Datsun GO+Panca, karena lokasinya tidak cukup menampung banyaknya kendaraan rombongan Datsun Risers Expedition. Untuk mencapai lokasi, risers menumpang kendaraan mobil terbuka.

Sesampai di lokasi, risers disuguhi hamparan tanaman padi organik. Juga suasana di pedesaan yang tidak bisa ditemui di kota seperti Surabaya atau Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya nggak tahu ada desa wisata di Bondowoso. Yang saya tahu ada di Malang," kata Andri Wicaksono di lokasi desa wisata, Selasa (9/6/2015).



Warga Surabaya yang tergabung di tim risers 2 bersama Erwin dan Andre Kurniawan, mendukung langkah yang dilakukan Baidowi-Pimpinan Desa Wisata Organik Lombok Kulon, untuk selalu menyosialisasikan ke warga sekitar, guna menerapkan cara bertanam dengan menggunakan organik.

"Lebih ditingkatkan lagi, termasuk penyuluhan ke petani lainnya agar menerapkan cara organik lebih go green dan hidup sehat," jelasnya.

Sementara itu, Baidowi merintis desa wisata organik sejak 10 tahun lalu. Ide membuat cara organik untuk tanam tanaman seperti padi berawal dari perjalanan ke Yogyakarta.

Dia iri melihat suatu daerah di Yogya tersebut yang dinilai lahannya kering, tapi tidak ada lahan kosong, karena semuanya ditanami berbagai macam tanaman, termasuk tanaman di pekarangan warga.



"Masak daerah yang kering bisa ditanami. Sedangkan di sini di Bondowoso kan sumber daya alamnya melimpah, kenapa tidak bisa seperti itu," kata Baidowi.

Mengubah pola petani di desanya dari awal menggunakan bahan kimia berubah dengan cara oragnik adalah tidak mudah. Dalam kurun waktu sekitar setahun, Baidowi sempat down, karena sering dicaci maki petani lainnya dan dianggap sok pintar.

Namun, secara pelan-pelan dan sabar, Baidowi bisa menyakinkan para petani di tahun ke empat. Petani bisa merasakan hasil cara bertanam organik. Bahkan banyak petani yang ingin mengubah cara bertanamnya dengan model organik.

"Banyak petani yang ingin berubah ke organik. Misalnya ada lahan sekitar 25 hektar, sudah kita ajukan ke lembaga sertifikasi. Tapi yang masuk hanya 10 hektar. Karena tidak mudah untuk mendapatkan sertifikasi. Syaratnya banyak dan harus diteliti lahannya, dan benar-benar tidak mengandung bahan kimia," terangnya.

Saat ini ada sekitar 20 hektar lahan petani yang ditanami dengan berbagai tanaman seperti padi maupun sayur-sayuran organik.

Baidowi juga memunculkan desa wisata organik. Desa wisata yang dikelolanya paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara seperti dari Belanda.

Wisatawan bisa menikmati suasana alam pedesaan dan bisa bermalam, karena disediakan tempat penginapan home stay yang terletak di pinggir sawah, atau rumah warga.

Wisatawan juga bisa mencoba tentang cara bertanam organik, merawat atau memanen tanaman. Ada lahan sekitar 1 hektar yang disiapkan untuk pengunjung desa wisata yang ingin merasakan cara bercocok tanam.

Selain itu, juga bisa mencoba menabur benih hingga memanen ikan seperti ikan nila, gurami maupun lele.

"Ini wisata edukasi. Pengunjung bisa mencoba cara bertanam, cara mengolah dan merawatnya, juga cara memanen tanaman maupun ikan," tandasnya.



Video Datsun Risers Expedition Cirebon-Semarang



(ddn/ddn)

Hide Ads