Jakarta -
Wacana untuk mengganti kendaraan dinas pejabat negara dari mobil bermesin bensin ke hybrid diprediksi akan berefek positif. Dari segi pengeluaran, mobil yang dipakai pejabat kini lebih boros dari mobil hybrid.
Kandidat terkuat mobil hybrid yang akan menjadi mobil dinas pejabat adalah Toyota Camry Hybrid. Apalagi mobil ini sudah dipamerkan ke hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara tertutup beberapa waktu lalu.
Lalu bagaimana perbandingan Toyota Camry Hybrid ini dengan mobil dinas pejabat yang saat ini digunakan yakni Toyota Crown Royal Saloon 3.0 liter?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilihat dari spesifikasi, Toyota Camry Hybrid memang memiliki mesin bensin dengan kapasitas yang lebih rendah. Bila Toyota Crown Royal Salon menggendong mesin 3.0 liter, Toyota memasarkan Camry Hybrid dengan mesin bensin 2.5 liter yang kemudian dibantu oleh motor listrik.
Berikut perbandingan keduanya:
Toyota Crown Royal Saloon mengusung mesin 3GR-FSE V6 berkapasitas 3.000 cc atau tepatnya 2.994 cc direct injection, memiliki daya maksimum 256 dk pada 6.200 rpm.
Sementara untuk torsi maksimum sedan bertransmisi otomatis 6-speed super ECT itu memiliki angka 314 Nm pada 3.600 rpm.
Konfigurasi tersebut dikawinkan dengan 6 Super ECT (Super Intelligent Electronically-controlled, 6-speed Automatic Transmission) dan DRAMS (Driving Response and Acceleration Management System) untuk menghasilkan pengendaraan yang lembut dan bertenaga.
Semua mesin ini menggunakan teknologi dual VVT-i (Dual Variable Valve Timing-intelligent), mengoptimalkan waktu jeda katup masuk dan keluar sesuai kondisi pengendaraan.
Mobil ini dilepas untuk menteri seharga Rp 1,3 miliar di 2009 lalu. Harga selangit untuk menebus sebuah luxury sedan yang sekelas dengan BMW seri 530, serta Mercedes-Benz E-Class, dan Audi A6.
Mobil ini dilengkapi dengan sistem navigasi satelit 3D yang dikendalikan oleh G-BOOK. Dengan fitur tersebut, peredaman suspensi bekerja secara otomatis sesuai dengan kondisi permukaan jalan.
Bahkan, perpindahan gigi bisa diatur sendiri. Komputer mobil akan mengaktifkan efek pengereman mesin ketika mendekati gerbang tol. Radar yang digunakannya sangat presisi dan bisa mengukur sampai ke tingkat milimeter.
Inilah kehebatan teknologi yang disebut Toyota dengan VDIM atau Vehicle Dynamics Integrated Management.
Sementara Toyota Camry Hybrid menggendong mesin 2.5 liter yang kemudian dipadu dengan motor listrik yang harganya lebih murah Rp 30 juta dibanding Camry versi konvensional yang bermesin 3.5 liter.
Meski mesin bensinnya lebih kecil dari Camry konvensional, tapi Toyota mengklaim kalau Toyota Camry Hybrid bertenaga yang sama besar dengan Camry bermesin 3.5 liter.
Camry Hybrid diperkuat dengan mesin 2.500 cc DOHC 4 silinder VVT CVT yang dikawinkan dengan motor listrik teknologi Hybrid Synergy Drive (HSD). Jika digabungan kedua mesin pintar itu menghasilkan berkekuatan 156 hp yang memiliki torsi 156 lb-ft.
Selain itu, berkat teknologi Ultra Low Emission Vehicle II (ULEV-II) dan Advanced Technology Partial Zero Emission Vehicle yang dikandungnya, konsumsi bahan bakar mobil ini pun jadi demikian efisien.
Bila sedang dikendarai di dalam kota, mobil ini mampu mencapai efisiensi 1:18,2 Liter/Km. Sementara ketika berada di jalan tol tingkat efisiensinya sekitar 1:16,5 Liter/Km. Bila dikombinasi, tingkat efisiensi mobil ini adalah 1:17,4 Liter/Km.
Dari sisi harga, mobil ini jauh lebih murah dari Crown Royal Saloon. Mobil hybrid dijual seharga Rp 635,6 juta.
Halaman Selanjutnya
Halaman
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain