CEO Lotus, Dany Bahar mengatakan kalau Lotus lebih baik dipegang oleh pabrikan internasional yang diharapkan akan memberi dukungan jangka panjang bagi produsen mobil Inggris itu. Kabar lain mengatakan kalau General Motors (GM) sudah mengatakan ketertarikannya pada Lotus.
Karena itu, penjualan Lotus akan menjadi pilihan yang jelas, apalagi Lotus akan meluncurkan lima model mobil sport sesuai rencana mereka yang dimulai pada mobil super Esprit V8 supercar pada tahun 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan cukup dimengerti jika pemilik yang telah menginvestasikan begitu banyak uang ingin melihat laba atas investasi mereka, terutama jika pembeli adalah pembuat mobil besar yang bisa membawa Lotus untuk jangka panjang," tambahnya.
Sebab saat ini Lotus hanya mampu menjual sekitar 2.700 mobil saja per tahun dan diperkirakan tidak akan memberi Proton keuntungan finansial sejak saat dibeli pada pertengahan tahun 90an hingga setidaknya tahun 2014 mendatang.
Namun, meski begitu, Proton sepertinya masih membutuhkan Lotus. Buktinya, kontrak Dany Bahar sampai diperpanjang hingga tahun 2015 untuk menarik hatinya.
Kemungkinan besar keengganan Proton melepas Lotus bukanlah berhubungan dengan laba, melainkan akses teknologi dimana pabrikan otomotif Jepang seperti Mitsubishi telah membatasi kerja sama teknologi mereka dengan Proton.
Untuk itu, Proton perlu sebuah pabrikan mobil yang sudah memiliki teknologi dan sejarah seperti Lotus untuk pelan-pelan diadopsi teknologi-teknologi yang mereka miliki. Proton pun berkali-kali membantah berniat menjual Lotus ke pihak lain.
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Tampang Mobil Baru Toyota yang Harganya Cuma Rp 130 Jutaan
Tren Banting Harga Mobil China Diklaim Tak Efektif untuk Jangka Panjang