Hal ini berarti mobil ini disamakan dengan mobil komersial yang ditujukan untuk dijual dengan bea impor yang tinggi, padahal mobil irit BBM ini murni untuk kepentingan lomba yang tentunya membuat nama bangsa ini harum.
"Ini memang indikasinya begitu, kita enggak punya duit, makanya ditahan," ujar mahasiswa Teknik Mesin ITB Willem Lawrence, kepada detikOto, Selasa (11/10/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari semua negara yang mengikuti lomba itu, hanya tim dari Indonesia yang belum memperoleh kembali kendaraannya.
"Kejadian ini mengulang tahun lalu, dulu mobil-mobil kami juga sempat ditahan. Tahun lalu memang perusahaan pengirim tidak memiliki sertifikasi (untuk melakukan ekspor impor), namun tahun ini perusahaan yang dipilih untuk mengirim mobil sudah memiliki sertifikasi," ujarnya.
"Kenapa sudah sampai di Bea dan Cukai, kok tidak bisa keluar," timpalnya lagi.
Media Relation PT Shell Indonesia Sri Wahyu Endah yang mendampingi tim mahasiswa mengikuti lomba di Malaysia mengaku prihatin dengan kejadian ini.
"Tentunya kami memprihatinkan hal ini terjadi kembali. Kita mengurus ke pengirim, semua surat sudah dipenuhi sebelum keberangkatan. Saya pikir tidak ada masalah, ternyata tiba-tiba tidak bisa keluar dari gudang, sementara negara lain sudah menerimanya," ujarnya.
Padahal, lanjut Endah, mahasiswa ini harus kembali belajar dan memodifikasi lagi mobil irit mereka agar bisa mengikuti lagi lomba irit BBM berikutnya tahun depan.
"Dengan kembalinya lebih cepat mereka bisa memodifikasi dan memperbaiki kekurangan. Ini kan perlu waktu mereka juga kuliah, harusnya lebih cepta dikembalikan, biar mereka bisa fokus," tuturnya.
Dirjen Bea dan Cukai Agung Kuswandono ketika dihubungi detikOto lewat telepon selulernya belum bisa dimintai pendapatnya soal hal ini.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah