Mobil Super Milik Diktator Afrika Disita Polisi Prancis

Paris - Uang hasil korupsi memang bisa digunakan untuk membeli apa saja, termasuk mobil idaman. Hal itulah yang dilakukan oleh seorang diktator asal negara di Afrika. Kini 11 mobil super alias supercar yang dibeli dari uang hasil korupsi disita kepolisian.

Kebanyakan para koruptor menyimpan dan membelanjakan uang hasil korupsinya ke luar negeri. Hal itu yang juga dilakukan oleh Teodoro Obiang Nguema Mbasogo yang merupakan Presiden Equatorial Guinea.

Seperti dilansir Torque News, Jumat (30/9/2011) Mbasogo dituduh menggunakan uang hasil korupsi untuk membeli supercar nan mahal yang kemudian disimpannya di Prancis.

Namun sayang, kepolisian Prancis mengendus hal tersebut hingga akhirnya, kesebelas mobil super itu pun disita kepolisian setempat.

Mobil-mobil yang disita kepolisian Prancis diantaranya adalah dua Bugatti Veyron, sebuah Maserati MC12, sebuah Porsche Carrera GT, sebuah Ferrari Enzo dan Ferrari 599 GTO. Ada pula mobil Bentley yang disita.

Seluruh mobil yang disita di kediaman Mbasogo di Paris itu kabarnya memiliki nilai hingga US$ 5 juta atau sekitar Rp 45,3 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepolisian Prancis memang tidak secara tegas mengatakan apa alasan mereka menyita mobil milik Mbasogo tersebut. Namun kemungkinan, ini adalah langkah yang diambil menyusul penyelidikan yang dilakukan terhadap Mbasogo terkait penggunaan dana negara untuk kepentingan pribadi, khususnya di Prancis.

Mbasogo sendiri saat ini diketahui sebagai salah satu pemimpin negara di Afrika yang masa berkuasanya paling lama dan juga merupakan salah satu pejabat Uni Afrika.

Pada bulan November 2010, Mahkamah Agung Perancis membuka penyelidikan mengenai apakah properti dan barang-barang Mbasogo di negara itu dibeli menggunakan dana negara atau tidak.

Equatorial Guinea sendiri merupakan negara kaya minyak namun tergolong miskin akibat korupsi yang merajalela. Putra Mbasogo bahkan diketahui juga memiliki salah satu rumah paling mahal di Malibu, California, Amerika Serikat. Demikian dilansir media Nigeria, PM News, Jumat (30/9/2011).

(ddn/ddn)