Produsen otomotif yang telah menikmati insentif mobil listrik impor, seperti BYD dan Vinfast, harus memproduksi kendaraan di Indonesia mulai Januari 2026. Menariknya, meski hanya tersisa kurang dari tiga bulan, mereka belum ada kesepakatan menggunakan komponen buatan industri lokal.
Kepastian tersebut disampaikan Rachmat Basuki selaku Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM). Menurutnya, sejumlah industri komponen lokal telah menjalin komunikasi dengan merek-merek tersebut, terutama BYD. Namun, sejauh ini, belum ada kesepakatan.
"Yang paling besar volume-nya kan BYD, kita sih sudah pernah business matching sekitar 1-2 tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang, ya mungkin masih deal-deal-an kali. Tapi belum ada satu pun yang sepakat lokalisasi," ujar Rachmat Basuki di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Menurut dugaan Basuki, masalah utamanya berkaitan dengan biaya dan sistem pembayaran. Jadi, skema yang berbeda membuat kesepakatan sulit tercapai.
"Kayaknya masalah cost mungkin ya. Cost-nya belum ada kesepakatan. Kedua mungkin cara bayarnya, term of payment-nya," ungkapnya.
"Kalau di China, term of payment-nya rada lama, sementara supplier-supplier kita itu sudah kebiasaan dengan industri eksisting. Term of payment-nya kan sebulan gitu, kalau lebih lama kan dia jadi nanggung cost-nya. Mungkin belum deal," tambah Basuki.
Redaksi detikOto telah menghubungi perwakilan BYD untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Namun, hingga berita ini ditulis, mereka belum meresponsnya.
Sebagai catatan, mengacu pada Peraturan Menteri Investasi Nomor 6/2023 juncto Nomor 1/2024, produsen mobil listrik yang telah menikmati insentif impor harus memproduksi kendaraannya di Indonesia mulai 1 Januari 2026.
Sementara itu, menurut peta jalan TKDN, mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027, produsen terkait harus melakukan pelunasan komitmen produksi 1:1, produksi dengan spesifikasi teknis mencakup daya motor listrik dan kapasitas baterai minimal sama atau lebih tinggi.
Nah, produsen mobil listrik yang gagal memenuhi syarat tersebut, maka harus rela bank garansinya ditarik pemerintah sebagai 'jaminan' atau komitmen di awal.
Simak Video "Video: BYD Atto 1 Harganya Mulai Rp 195 Juta, Ini Tampangnya!"
(sfn/rgr)