Kurang Laku, BYD Batal Jual Pikap Hybrid di Thailand

Kurang Laku, BYD Batal Jual Pikap Hybrid di Thailand

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 27 Agu 2025 17:06 WIB
BYD Shark 6
BYD Shark 6. Foto: Dok. BYD
Jakarta -

BYD memutuskan menghentikan penjualan truk pikap Shark 6 PHEV di Thailand setelah respons pasar yang dinilai kurang memuaskan. Keputusan ini diumumkan menyusul rendahnya jumlah pemesanan sejak debut mobil tersebut di ajang Bangkok International Motor Show 2025, Maret lalu.

Awalnya, BYD Thailand menargetkan menjual mobil ini sebanyak 500 unit. Namun kenyataannya hingga periode pemesanan berakhir, hanya ada sekitar 153 konsumen yang melakukan SPK. Media lokal Autolifethailand.tv melaporkan, distributor Rever Automotive bahkan meminta pembatalan seluruh pesanan tersebut. Seluruh uang DP juga dikembalikan tanpa potongan biaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BYD Shark 6BYD Shark 6 Foto: Dok. BYD

Dengan banderol sedikit di bawah 1,7 juta baht (sekitar Rp 854 juta), Shark 6 PHEV memang berada di segmen harga yang cukup tinggi. Harganya jauh di atas kompetitor populer di Negeri Gajah Putih, seperti Toyota Hilux, Isuzu D-Max, dan Ford Ranger.

ADVERTISEMENT

General Manager BYD Auto (Thailand) Ke Yubin menjelaskan, faktor harga menjadi kendala utama. "Karena Shark merupakan impor CBU dari Tiongkok, pajaknya lebih dari 30%, sehingga sulit untuk mendapatkan harga yang kompetitif," ujarnya kepada Autolifethailand.tv.

Ia menambahkan, BYD kini tengah mempertimbangkan model pikap lain untuk diproduksi lokal di Thailand tahun depan.

Secara dimensi, Shark 6 PHEV sebenarnya cukup mengesankan. Mobil ini memiliki panjang 5.457 mm, lebar 1.917 mm, tinggi 1.925 mm, dan jarak sumbu roda 3.260 mm. Ukuran tersebut membuatnya sebanding dengan pikap medium lain di kelasnya.

Dari sisi teknologi, Shark mengandalkan sistem PHEV Dual Mode Off-road Super Hybrid. Konfigurasinya terdiri dari mesin bensin turbo 1,5 liter bertenaga 184 PS serta torsi sebesar 260 Nm, dipadukan dengan motor listrik depan 231 PS/310 Nm dan motor listrik belakang 204 PS/340 Nm. Energi listriknya disuplai baterai Blade LFP 29,58 kWh.

Sayangnya, kombinasi tenaga besar dan teknologi canggih tersebut tidak cukup menarik minat konsumen di Thailand. Harga tinggi, serta statusnya sebagai produk impor membuat pikap ini sulit bersaing di pasar yang dikuasai model-model rakitan lokal.




(lua/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads