Mobil Listrik Xiaomi Jadi Bahan Gorengan, Bekasnya Lebih Mahal dari Harga Baru

Mobil Listrik Xiaomi Jadi Bahan Gorengan, Bekasnya Lebih Mahal dari Harga Baru

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 22 Jul 2025 18:07 WIB
Xiaomi YU7
Xiaomi YU7. Foto: Xiaomi
Jakarta -

Praktik 'goreng-menggoreng' harga mobil yang lagi banyak peminatnya ternyata tak cuma terjadi di Indonesia. Di China, praktik itu pun terjadi. Mobil listrik Xiaomi YU7 yang pesanannya membludak menjadi bahan gorengan pedagang.

Diberitakan Carnewschina, meski baru meluncur, Xiaomi YU7 sudah muncul di pasar mobil bekas China. Harga bekasnya lebih mahal daripada harga eceran yang disarankan produsen dalam kondisi baru.

Menurut data Dongchedi, lebih dari 80 unit Xiaomi YU7 saat ini terdaftar sebagai mobil bekas di China. Harganya berkisar antara 350.000 hingga 390.000 yuan (Rp 795 juta sampai Rp 886 juta). Padahal, harga barunya dari pabrikan adalah 253.500 yuan (Rp 576 juta) untuk versi Standar, 279.900 yuan (Rp 636 juta) untuk versi Pro, dan 329.900 yuan (Rp 750 juta) untuk versi Max. Sebagian besar Xiaomi YU7 yang membanjiri pasar mobil bekas adalah trim Max dengan jarak tempuh di bawah 100 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Laporan industri mengaitkan daftar ini dengan dua sumber: kendaraan yang awalnya dibeli oleh dealer profesional untuk dijual kembali, dan kendaraan yang diperoleh dari pemilik awal oleh platform mobil bekas dan dijual kembali dengan harga lebih tinggi, sehingga mengakibatkan efek 'markup sekunder'," demikian dikutip dari Carnewschina.

Xiaomi YU7 memang mendapatkan sambutan positif. Saat peluncuran, Xiaomi melaporkan 200.000 pre-order dalam waktu tiga menit dan 248.000 pesanan terkunci dalam waktu 18 jam.

ADVERTISEMENT

Menanggapi kekhawatiran tentang penjualan curang, Xiaomi menerapkan pembatasan. Setiap pembeli hanya dapat memesan satu unit YU7 yang tersedia.

Akibat banyaknya pesanan, waktu pengiriman untuk Xiaomi YU7 masih panjang. Versi Standar membutuhkan waktu 57-60 minggu, versi Pro 49-52 minggu, dan versi Max 41-44 minggu dari pemesanan hingga pengiriman.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China dilaporkan sedang mempertimbangkan peraturan baru yang akan melarang penjualan kembali kendaraan dalam waktu enam bulan sejak registrasi awal. Aturan itu bertujuan untuk membatasi arbitrase jangka pendek di pasar mobil bekas.




(rgr/din)

Hide Ads