Produsen truk listrik Nikola dikabarkan bangkrut. Kabarnya Nikola juga akan menjual aset-asetnya.
Nikola disebut telah mengajukan perlindungan kebangkrutan dan akan mengupayakan penjualan aset-asetnya. Diberitakan Reuters, Nikola kesulitan bergelut di industri kendaraan listrik akibat merosotnya permintaan. Di sisi lain, Nikola juga harus menghadapi tantangan pendanaan.
Nikola yang beberapa kali mengubah kepemimpinan, sahamnya tercatat anjlok. Semasa pandemi, perusahaan startup kendaraan listrik memang banyak bermunculan. Namun beberapa di antaranya juga tak bertahan lama. Sebut saja merek Fisker, Proterra, dan Lordstown Motors diketahui sudah mengajukan kebangkrutan karena pendanaan untuk operasional padat modal menyusut lantaran suku bunga tinggi dan lemahnya permintaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti perusahaan lain di industri kendaraan listrik, kami menghadapi banyak pasar dan faktor makroekonomi yang berdampak pada kemampuan kami untuk beroperasi," ungkap CEO Nikola Steve Girsky dalam pernyataan resminya.
"Sayangnya, upaya terbaik kami belum cukup untuk mengatasi tantangan-tantangan yang signifikan ini," tambah Steve.
Nikola rencananya akan melanjutkan beberapa operasional untuk mendukung truk yang sudah terjual dan juga sejumlah operasional pengisian bahan bakar hidrogen hingga akhir Maret.
Nikola merupakan perusahaan kendaraan listrik yang berbasis di Phoenix, Arizona. Nikola perdana mengirimkan truknya pada Desember 2021. Namun belakangan Nikola dihantui rentetan kasus yang melibatkan kendaraannya. Pada tahun 2023 misalnya, truk listrik Nikola terlibat kebakaran. Alhasil perusahaan melakukan recall terkait dengan masalah keamanan.
Kemudian pada tahun 2024, Nikola melakukan peningkatan produksi truk hidrogen namun justru merugi hingga ratusan ribu dolar per unitnya. Ini lantaran operator armada enggan berinvestasi dalam penggunaan truk listrik di tengah biaya peminjaman yang tinggi.
Adapun pabrik Nikola di Coolidge Arizona diklaim bisa memproduksi 2.400 truk per tahun dalam tiga shift. Asetnya bernilai antara USD 500 juta hingga USD 1 miliar.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP