Neta dikabarkan menyetop produksi mobilnya di China. Tak cuma itu, gaji karyawan juga dipotong.
Produsen mobil listrik asal China Neta yang berada di bawah naungan Hozon Auto dilaporkan menghentikan produksinya di pabrik Zhejiang. Gaji karyawan juga ikut dipangkas imbas dari penurunan penjualan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Diberitakan Car News China, Neta sejatinya masih terhitung sebagai pendatang baru. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2018 oleh Hozon Auto. Neta diposisikan untuk memproduksi mobil listrik dengan harga terjangkau seperti Neta V. Lewat strategi itu, Neta rupanya sukses melampaui produsen mobl lain sekelas Li Auto, Nio, dan Xpeng pada tahun 2022. Kala itu volume penjualannya mencapai lebih dari 150.000 unit mobil.
Neta kemudian memutuskan untuk naik ke segmen yang lebih tinggi lagi. Diketahui saat ini di China ada enam model yang terdiri dari Neta V-II, Neta X, Neta GT, Neta L, Neta S, dan Neta S Hunting.
Entah cara yang ditempuh sudah tepat atau justru sebaliknya. Pasalnya, volume penjualan Neta justru terpantau terus menurun. Untuk tahun ini, tepatnya pada Januari-September 2024, Neta baru mengirimkan 53.583 unit mobilnya atau kurang dari 30 persen dari total penjualan tahunan. Sementara untuk penjualan bulan Oktober belum diungkap. Padahal sebelumnya Neta kerap mengumumkan penjualan pada hari pertama bulan berikutnya.
Berdasarkan informasi dari sumber di industri kendaraan energi terbarukan China, Neta mengirimkan 4.500 unit mobil pada Oktober. Angka ini merosot 40 persen dibandingkan periode sebelumnya. Ada beberapa hal yang disinyalir jadi penyebab merosotnya pengiriman Neta itu. Neta memang dikabarkan tengah mengalami masalah dengan pengiriman Neta S Hunting wagon. Hal itu diketahui dari banyaknya komentar pada akun Weibo CEO Neta Zhang Yong.
Menurut sumber lainnya, masalah pengiriman itu terkendala karena ada aksesori yang hilang. Di sisi lain, model Neta lainnya juga menunjukkan penurunan penjualan. Media DoNews juga menyebutkan bahwa pabrik Neta di Tongxiang, Zhejiang, menghentikan produksi selama setengah bulan. Pabrik ini merupakan pabrik utama Neta dengan kapasitas produksi sebanyak 200.000 unit. Pabrik ini utamanya memproduksi Neta L.
Neta juga dilaporkan memotong gaji karyawannya. Pada Oktober, karyawan Neta mengungkap perusahaan gagal membayar gaji bulan sebelumnya tepat waktu karena berutang kepada pemasok. Pada saat yang sama, gaji karyawan di level atas dipotong hingga 30 persen. Neta pada 31 Oktober sempat mengeluarkan pernyataan resmi soal rencana pemberian insentif ekuitas untuk seluruh karyawan. Perusahaan akan mengambil sekitar lima persen saham sebagai insentif bagi karyawan. Rencana soal gaji baru ini dimumumkan di kalangan internal.
Perusahaan induk Neta, Hozon Auto juga tercatat mengalami kerugian sejak 2021 hingga 2023. Semula kerugiannya ditaksir sebesar Rp 4,84 miliar, namun pada tahun 2023 kerugian meningkat menjadi Rp 6,87 miliar.
Simak Video "Video Tambah Tahu: Alasan Insentif Mobil Listrik Impor Tidak Lagi Berlanjut"
(dry/din)