Energi hijau sekarang menjadi pertimbangan menentukan investasi perusahaan. Sayangnya Indonesia belum sebesar Vietnam dan India dalam menggunakan energi baru terbarukan (EBT), hal ini yang bikin perusahaan mundur berinvestasi di Indonesia.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membeberkan alasan mengapa Tesla ogah bangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Salah satunya karena industri di Indonesia belum menggunakan energi bersih.
Pabrikan ingin sejalan dengan visi misinya. Niat untuk berinvestasi di Indonesia bakal diurungkan jika energinya masih di fossil fuel base energi seperti batu bara.
"Mereka ingin tenaga, energinya yang bersih kalau tidak datang energi bersih tidak sesuai visi misi energi bersih ini menjadi campaign untuk ke depannya," kata Rosan Roeslani dalam acara detikcom Leaders Forum pada 17 September 2024 di Jakarta, tepatnya di Astor Ballroom, St. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
"Ini juga yang kita lihat suatu yang tidak terelakkan, yang berbasis dengan clean energy," tambahnya lagi.
Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menyebut Indonesia sudah tertinggal dari negara kawasan ASEAN. Contohnya dengan kawasan industri di Vietnam. Menurutnya, kebanyakan industri di negara itu sudah menggunakan energi bersih.
"Kita ketinggalan dari Vietnam dan India, dalam satu dekade mereka bisa menaikkan EBT lima sampai 10 kali lipat," ujar Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya.
`
"VW kerja sama (perusahaan) stainless steel karena energinya clean, investasinya clean high tech," kata dia.
"Kita baru menggunakan atau 0,3 persen dari potensi bersih dari jumlah energi di Indonesia," tambahnya lagi.
Simak Video "Jokowi Heran PLTP Tak Jalan Cepat Meski RI Punya 40% Energi Panas Bumi Dunia"
(riar/rgr)