Pantesan Wuling BinguoEV Dijual Rp 100 Jutaan, Ini Insentif EV di Thailand

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 12 Jul 2024 17:05 WIB
Wuling BinguoEV. (Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikcom)
Jakarta -

Harga mobil listrik Wuling BinguoEV di Thailand bisa lebih murah. Bahkan, Wuling BinguoEV di sana dijual dengan harga mulai dari Rp 180 jutaan.

EV Primus Co., Ltd, sebagai distributor tunggal kendaraan listrik Wuling di Thailand resmi meluncurkan mobil listrik Wuling BinguoEV. Di Thailand, Wuling BinguoEV dijual dengan harga lebih murah dibanding di Indonesia.

Di Thailand, Wuling BinguoEV ditawarkan dengan dua model, yaitu BinguoEV AC seharga 419.000 baht (Rp 186,9 jutaan) dan BinguoEV DC seharga 449.000 baht atau setara Rp 200 jutaan (kurs 1 baht=Rp 446,25). Harga itu merupakan harga pengenalan di Thailand. Harga peluncuran Wuling Bingo EV kali ini hanya untuk 1.000 pelanggan pertama yang memesan.

Harganya jauh lebih murah dibanding Wuling BinguoEV di Indonesia. Di sini, Wuling BinguoEV dijual Rp 317-372 juta. Itu pun sudah termasuk insentif PPN dari pemerintah. Aslinya, BinguoEV tanpa insentif dijual Rp 348-408 juta.

Menurut Public Relations Wuling Motors Brian Gomgom, harga BinguoEV di Thailand bisa lebih murah karena perbedaan struktur harga dan insentif dari pemerintahnya.

"Karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi seperti perbedaan struktur harga dan kebijakan insentif kendaraan listrik yang berlaku di Thailand serta nominal tersebut merupakan harga khusus untuk 1.000 konsumen pertama. Tentunya itu berdampak dengan perbedaan harga," ujar Gomgom dalam keterangan tertulis kepada detikOto, Rabu (10/7/2024).

Insentif Mobil Listrik di Thailand

Dikutip PDLegal, Thailand untuk tahun 2024 ini menerapkan insentif kendaraan listrk (EV) 3.5. Kebijakan EV 3.5 yang dikeluarkan pemerintah Thailand ini mendukung kendaraan listrik dengan subsidi, pengurangan pajak impor atas impor tertentu dan pengurangan pajak cukai baterai.

Dukungan pendanaan pemerintah Thailand bervariasi, tergantung pada jenis kendaraan dan ukuran unit baterai, mencakup mobil listrik penumpang, pikap, serta kendaraan roda 2 dan 3.

Penerapan ini telah berhasil menurunkan harga keseluruhan mobil listrik di Thailand. Berkat kebijakan ini, Thailand dapat meningkatkan pertumbuhan pasar kendaraan listrik dan semakin meningkatkan inisiatif Thailand untuk menjadi pusat produksi BEV regional.

Untuk kendaraan listrik penumpang, ada beberapa skema insentif di Thailand mulai 2024 sampai 2027. Pertama, untuk mobil dengan harga kurang dari 2 juta baht (Rp 890 jutaan), pajak impor untuk dua tahun pertama dipangkas hingga 40 persen. Sedangkan pajak cukai dipotong dari 8 persen menjadi 2 persen. Pemerintah Thailand juga memberikan subsidi sebesar 25.000-100.000 baht (Rp 11 juta sampai Rp 44 jutaan) untuk mobil listrik di bawah 2 juta baht.

Lebih detailnya, subsidi yang diberikan pemerintah Thailand untuk mobil listrik penumpang yaitu:

  • Tahun 2024: subsidi senilai 50.000 baht untuk kendaraan dengan baterai 10 kWh sampai 50 kWh dan subsidi senilai 100.000 baht untuk mobil kendaraan listrik dengan baterai lebih dari 50 kWh
  • Tahun 2025: subsidi senilai 35.000 baht untuk kendaraan dengan baterai 10 kWh sampai 50 kWh dan subsidi senilai 175.000 baht untuk mobil kendaraan listrik dengan baterai lebih dari 50 kWh
  • Tahun 2026: subsidi senilai 25.000 baht untuk kendaraan dengan baterai 10 kWh sampai 50 kWh dan subsidi senilai 50.000 baht untuk mobil kendaraan listrik dengan baterai lebih dari 50 kWh (hanya yang dirakit lokal).


Simak Video "Video: Hankook Sebut Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Maju Pesat"

(rgr/dry)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork