Warga RI Lebih Suka Ngecas Kendaraan Listrik di Rumah atau SPKLU? Ini Hasil Risetnya

Warga RI Lebih Suka Ngecas Kendaraan Listrik di Rumah atau SPKLU? Ini Hasil Risetnya

Ridwan Arifin - detikOto
Sabtu, 08 Jun 2024 13:10 WIB
Ngecas Toyota bZ4X di SPKLU PLN
Ilustrasi SPKLU mobil listrik Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto
Jakarta -

Perusahaan riset Populix merilis survei dinamika pasar kendaraan listrik, salah satunya kebiasaan pengisian daya ulang kendaraan listrik. Apakah konsumen di Indonesia lebih sering di rumah atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum?

Populix merilis riset terbaru yang bertajuk "Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights". Populix melakukan survei 350 responden pengguna kendaraan listrik selama rentang 15-25 Maret 2024 yang berdomisili di Jabodetabek, Makassar, Bandung, Surabaya, dan Medan.

Temuan yang ditemukan dari Populix adalah terkait pengisian daya kendaraan listrik. Hasilnya paling nyaman dilakukan di rumah (59%), sementara stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menyambung topik tadi. Bagaimana kita mengisi daya kendaraan listrik kita. Jadi yang paling sering itu tentunya di rumah. Yang paling konsisten dan aman di mata konsumen," ujar Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

"Stasiun pengisian kendaraan listrik. Tapi ini kita lihat jauh sekali gap-nya. Dari 59 persen ke 15 persen," tambahnya lagi.

ADVERTISEMENT

Frekuensi penggunaan SPKLU atau SPBKLU bervariasi, sebanyak 55% melakukan pengisian daya di tempat tersebut setidaknya satu kali seminggu dan bahkan sebagian kecil menggunakannya setiap hari.

"Frekuensi penggunaan SPKLU masih rendah kalau boleh dibilang. Paling tinggi 28 persen dan itu pun dua sampai tiga kali seminggu."

Populix juga menyebut salah satu kekhawatiran dari penggunaan kendaraan listrik ialah keterbatasan infrastruktur atau fasilitas charging (43%) dan lokasi stasiun pengisian daya yang masih sedikit dan cenderung jauh (42%). Keduanya menjadi tantangan yang dihadapi konsumen dalam menggunakan kendaraan listrik.

"Mungkin berhubungan dengan faktor infrastruktur di slide sebelumnya, masih perlu ada pembangunan infrastruktur, sehingga masyarakat lebih percaya untuk tidak ngecas di rumah," jelasnya lagi.

Populix merilis tujuan utama mobil listrik adalah penggunaan meliputi mengunjungi teman atau keluarga (71%), perjalanan dalam kota (69%), bekerja (67%), antar-jemput teman atau keluarga (63%), dan belanja kebutuhan sehari-hari (60%). Rata-rata konsumen menilai harga mobil listrik yang ideal adalah sebesar Rp 250.000.000 dan memiliki jarak tempuh 261,18 KM. Adapun mobil listrik yang saat ini paling banyak digunakan adalah Wuling (57%), Hyundai (24%), dan Toyota (9%).




(riar/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads