Di momen mudik lebaran tahun ini, detikOto membawa mobil listrik Hyundai Ioniq 6 ke Semarang. Berbagai keuntungan kami coba saat menggunakan mobil listrik ke luar kota. Kami pun tak takut mobil mogok akibat kehabisan daya baterai.
Membawa mobil listrik untuk mudik saat ini tak perlu khawatir lagi. Selain daya jangkau mobil listrik semakin jauh, fasilitas pengecasan atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sudah semakin tersebar.
Hyundai Ioniq 6 yang kami bawa ke Semarang ini memiliki daya jangkau lebih dari 500 km. Sedangkan jarak ke Semarang hanya sekitar 400-an km. Jadi, di atas kertas harusnya sampai dengan kondisi baterai Hyundai Ioniq 6 terisi penuh 100 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami melakukan perjalanan pada H+2 Idul Fitri tahun ini. Jadi, saat berangkat ke Semarang kondisi lalu lintas sudah lancar. Perjalanan dari Bekasi sampai Semarang dituntaskan dalam 4,5 jam dengan satu kali istirahat di rest area. Kecepatan rata-rata berdasarkan perangkat GPS Navigasi kami adalah 90 km/jam. Total jarak yang ditempuh 417,5 km. Rata-rata konsumsi energi listrik sesuai dengan layar MID adalah 6,3 km per kWh.
Dari Bekasi baterai terisi penuh 100 persen, sampai di SPKLU di kantor PLN UID Jawa Tengah dan Yogyakarta di Jatingaleh, Semarang, baterai tersisa 13 persen. Kami isi penuh lagi baterainya total energi yang masuk mencapai 71,1 kWh.
![]() |
Uniknya, saat macet-macetan mobil listrik ini malah lebih irit. Kebetulan kami kembali saat puncak arus balik pada Minggu (14/4/2024) sampai Senin (15/4/2024) dini hari. Kemacetan dialami di beberapa titik, terutama mulai dari Tol Cipali, hingga beberapa titik di Tol Jakarta-Cikampek.
Perjalanan kami habiskan selama 10,5 jam dari Semarang sampai Bekasi karena terjebak macet. Itu pun dengan sekali istirahat di rest area. Total jarak yang kami tempuh adalah 400,4 km. Sementara rata-rata konsumsi energinya lebih irit daripada saat berangkat dengan lalu lintas lancar, yaitu mencapai 7,4 km per kWh.
Usut punya usut, ternyata saat menghadapi kemacetan tidak banyak energi listrik yang akan terpakai dibandingkan saat mobil digeber hingga kecepatan tinggi. Dengan kondisi mesin idle dan motor penggerak tidak bekerja secara maksimal, konsumsi daya listriknya lebih rendah. Selain itu, kondisi stop and go juga membuat sistem regenerative braking (pengembalian energi ke baterai saat pengereman) juga bekerja secara maksimal dibanding saat digeber di kecepatan tinggi.
Hal ini berbanding terbalik dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Ketika macet-macetan, mobil dengan mesin bensin atau diesel mesinnya tetap bekerja. Sehingga, saat macet kondisi mesin idle dengan mesin tetap bekerja membuat konsumsi BBM lebih boros.
Simak juga Video: PLN Pastikan SPKLU Jalur Mudik, Siaga Layani Pengguna Mobil Listrik
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah