Ketika banyak merek mobil listrik China menggunakan baterai lithium ferro-phosphate (LFP), Hyundai masih setia memakai baterai bermaterial nikel. Lantas, berapa harga baterai nikel yang tertanam di kendaraan besutan merek Korea Selatan tersebut?
Woojune Cha selaku President Director Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengurai alasan mengapa pihaknya lebih memilih baterai nickel manganese cobalt (NMC) bukan LFP. Menurut dia, baterai tersebut punya jarak tempuh yang lebih jauh.
"Jadi sebagai grup, Hyundai Motor Company fokus pada pengembangan baterai NMC. Karena kualitas baterai NMC lebih baik dan jarak tempuh lebih baik. Jadi, untuk masa depan atau untuk pasar Indonesia, baterai NMC adalah pilihan utama," ujar Woojune Cha dalam media gathering di Jakarta (6/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hyundai kini tengah menyiapkan pabrik baterai di Indonesia. Fasilitas tersebut diproyeksikan akan berada di dua tempat berbeda, yakni Cikarang dan Karawang. Keduanya juga punya fokus pengembangan masing-masing.
Sebagai catatan, Hyundai Ioniq 5 merupakan salah satu produk pabrikan yang menggunakan baterai nikel. Kendaraan bergaya futuristis tersebut punya dua pilihan kapasitas baterai, yakni 58 Kwh untuk varian standard range dan 72,6 Kwh untuk long range.
Kami sempat menemui Fajar Ahya selaku Assembly Processing Engineer PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di pabrik Cikarang, Jawa Barat. Dia menegaskan, harga baterai Hyundai Ioniq 5 bisa tembus Rp 400 juta.
"Harga baterai Hyundai Ioniq 5 yang standard berkisar Rp 300 jutaan, kalau yang long range kira-kira Rp 400 juta," ujar Fajar Ahya di Cikarang pada Oktober tahun lalu.
![]() |
Baterai Hyundai Ioniq 5 saat ini masih impor dari Korea Selatan. Kelak, ketika sudah diproduksi lokal, harganya kemungkinan besar turun. Setidaknya itu yang disampaikan Fransiscus Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID).
"Kalau harga, saya belum tahu angka pastinya. Tapi begini... logikanya aja, kalau sekarang ini kan kita punya raw material yang diekspor dan kemudian jadi battery pack yang dikirim ke sini untuk assembly di kendaraan," tutur Frans pada November 2023.
"Nantinya kalau pabrik kita di Cikarang dan Karawang sudah beroperasi, berarti kan raw materialnya nggak butuh logistic cost untuk ngirim ke sana. Paling cuma local logistic aja. Jadi harusnya lebih murah," kata dia menambahkan.
(sfn/riar)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!