Toyota Masih Pakai Nikel, Mampukah Indonesia Jadi Raja Baterai Dunia?

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 23 Jan 2024 12:08 WIB
Toyota Innova Zenix Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Saat pabrikan mobil listrik China sudah mulai menggunakan baterai non-nikel, Toyota masih membutuhkan bahan tersebut. Mobil-mobil elektrifikasi Toyota masih membutuhkan nikel sebagai bahan baku baterai.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat ini sudah melokalisasi produk elektrifikasi jenis hybrid electric vehicles (HEV), yakni Innova Zenix. MPV keluarga itu diketahui menggunakan baterai Nickel-Metal Hydrida (NiMH). Jenis baterai itu juga sama seperti yang digunakan pada mobil hybrid Toyota lain yang sudah terlebih dulu dijual di Indonesia seperti Corolla Cross Hybrid maupun Camry Hybrid.

"(Mobil elektrifikasi Toyota masih pakai, Red) Nikel, Innova (Zenix hybrid) kita pendukung nikel nomor satu. Karena kita pakai NiMH, tapi kita nggak ada dapat penghargaan dari pemerintah," ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN, Bob Azam saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).

"Ke depan harus dipikirkan pemerintah yang banyak menggunakan lokal konten dalam negeri harus dikasih insentif. Saya setuju. Karena teknologi itu berdasarkan preferensi pemerintah masing-masing," sambung dia.

Selain mobil hybrid, Toyota juga memasarkan mobil listrik bZ4x yang diketahui juga memakai baterai lithium-ion (LiB). Kobalt dan nikel diketahui masih menjadi bahan utama untuk membuat baterai jenis LiB.

"Kalau untuk hybrid secara teknologi memang lebih bagus menggunakan nikel, jadi beda teknologi beda material. Jadi nikel, densitasnya lebih besar. Makanya Zenix itu kita pakai nikel, tapi yang Yaris Cross kita pakai lithium (ion) karena lebih kecil," jelas Bob.

Indonesia mimpi jadi raja baterai kendaraan listrik, bisa terwujud?

Menteri ESDM Arifin Tasrif pernah membeberkan jumlah cadangan nikel di tengah rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pemain baterai kendaraan listrik. Arifin mengatakan, cadangan nikel Indonesia saat ini sebesar 5,3 miliar ton dan potensinya 17 miliar ton.

Ditambah dalam debat pemilihan presiden akhir pekan kemarin menyinggung soal teknologi baterai kendaraan listrik. Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka melontarkan pertanyaan kepada cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait teknologi baterai kendaraan listrik.

Menurut Gibran, tim sukses (timses) pasangan calon (paslon) nomor urut satu Anies Baswedan-Cak Imin selalu menggaungkan teknologi baterai LFP (lithium ferro-phosphate). Padahal, menurut Gibran, Indonesia memiliki cadangan nikel terbanyak di dunia sehingga perlu dipromosikan bahan baku nikel untuk baterai kendaraan listrik.

"Gus Muhaimin, Paslon nomor 1 dan tim suksesnya ini sering menggaungkan LFP, lithium ferro-phosphate, saya nggak tahu ini pasangan nomor 1 ini anti nikel atau gimana, mohon dijelaskan," saat segmen tanya jawab antarcawapres dalam debat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

Perlu SDM yang menguasai baterai

Bob mengatakan selain menggali potensi yang dimiliki di Indonesia, hal yang tidak kalah penting ialah menciptakan sumber daya manusia (SDM) lokal yang menguasai teknologi baterai.

"Balik lagi yang merealisasikan mimpi itu siapa? Orangnya (sumber daya manusia). Jadi kita mau punya source apa, tapi kalau tidak punya orangnya yang mengembangkan teknologi, bagaimana kita bisa menambahkan nilai tambah sebesar-besarnya, jadi fokusnya tuh orangnya," kata Bob.

"Pertanyaannya untuk develop orang apa yang sudah kita buat? Berapa banyak university sudah buka jurusan baterai, itu yang harus kita kembangkan," tambah dia lagi.



Simak Video "Video: Melihat Kolam Super Gede di Area Tambang"

(riar/rgr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork