"Sukanya, ngawal ambulans di jalan senang aja karena bisa menolong orang. Sesuai slogan kami, berbuat tanpa berharap," kata Trias, anggota perempuan IEA, kepada detikcom di Bekasi.
Sementara dukanya, masih ada saja pengguna jalan yang memandang negatif terhadap IEA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Respons masyarakat terhadap kami beragam sih. Ada yang men-support dengan baik, ada juga yang komentar negatif. Negatifnya, ada orang yang bilang 'kok warga sipil ngawal-ngawal mobil ambulans kayak Polisi aja, banyak yang pendapat kayak gitu," bilang Kabid Humas Nasional Indonesia Escorting Ambulance Sidqi Muhammad Luthfi.
![]() |
"Saya juga pernah punya pengalaman kurang enak. Pernah ngawal, tapi 'gagal' saat di jalan. Karena pasien ada penyakit jantung dan sampai pertengahan jalan nggak ketolong dan wafat," ungkap Trias.
Sementara pengalaman kurang enak lainnya, Sidqi mengatakan jika masih banyak pengguna jalan di Indonesia yang kurang sadar dan tidak peduli dengan mobil ambulance yang sedang membutuhkan jalan.
![]() |
"Kadang ada saja pengendara yang mungkin reseh ya. Tapi kami tetap utamakan sikap salam sopan dan santun. Kami tidak menyentuh mobil, kami arahkan ke pinggir. Kalau misalkan dia buka kaca, kami beritahu bahwa di belakang ada mobil ambulans kondisi emergency," pungkasnya.
Lihat juga video Relawan Pemandu Ambulans:
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah