Ketua Umum Holden Indonesia, Indra Growong, misalnya. Dia pribadi menilai tak ada masalah pabrik Holden di Australia ditutup.
"Karena dari sebelum tutup mereka sudah nge-sub buat parts ke yang lain. Kalau saya pribadi nggak ambil pusing Holden tutup. Selama part-nya masih beredar, nggak masalah buat saya," kata Indra kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Lonceng Kematian Pabrikan Mobil Australia |
Malah, Indra merasa untung pabrik Holden di Australia tutup. Sebab, hal itu membuat mobil Holden koleksinya semakin langka.
"Mereka udah nggak produksi berarti barang kita lebih langka, barang kita lebih susah lagi dicari. Harganya bisa lebih tinggi lagi," kata dia.
Yang terpenting bagi pemilik Holden di Indonesia adalah mudahnya mendapatkan suku cadang. Namun, tanggapan dari anggota komunitas Holden Indonesia pun beragam.
"Tanggapan komunitas banyak yang menyayangkan segala macam. Cuma kata saya nggak ada ruginya buat kita. Kecuali pabrik tutup spare part nggak ada sama sekali. Itu baru kita pusing. Tapi ini nggak, mereka udah nge-sub," ujar Indra.
Setelah menutup pabrik di Australia, Holden bakal memproduksi mobil di Jerman dan beberapa negara lain untuk diekspor ke Australia. Secara tidak langsung ini menuju penurunan dan kematian pabrikan mobil di Australia sendiri.
Apa yang membuat Australia tiba-tiba menghentikan produksi mobil padahal populasi dan permintaan di negara itu sedang tumbuh? Jawabannya terkait dengan kondisi makroekonomi dan politik bukan soal suplai dan permintaan. Faktor lain yang digarisbawahi oleh para pelaku industri otomotif di sana adalah tarif impor, beberapa pabrikan mobil besar mengekspor mobil mereka ke Australia tanpa dikenakan biaya. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah