Truk eCanter akan dijual tahun depan di Indonesia. Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) memberi kesempatan untuk melihat langsung bagaimana proses produksi truk eCanter di tanah kelahirannya, Prefektur Kanagawa, Kawasaki Plant, Jepang.
Kawasaki Plant berdiri di atas lahan 330 ribu meter persegi. Kurang lebih ada sekitar empat ribu orang bekerja di sana. Oiya area itu juga menjadi head quarter sekaligus pabrik terbesar Fuso.
Kesan pertama ketika tiba di Kawasaki Plant, pabrik ini terlihat modern, bahkan area perakitan sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC). Saat masuk ke dalam area pabrik, cukup sejuk. Di sisi lain, semuanya tertata rapi, teratur, dan modern.
Di dalam area pabrik itu terdapat beberapa proses di antaranya parts machining, stamping, welding, painting, axle assembly, transmission assembly, engine assembly, dan cab triming. DetikOto bersama tiga awak media lainnya mendapat kesempatan untuk melihat proses perakitan, pemasangan axle, power pack installation, cab installation, dan proses akhir sebelum mobil dilepas ke konsumen.
Proses pembuatan eCanter dimulai secara bertahap dari menginstal sasis, lalu pemasangan axle, motor listrik, pemasangan baterai, ban, dan kabin. Mitsubishi Fuso yang mengutamakan kualitas dalam proses perakitan truknya ini juga benar-benar terlihat, setelah semuanya selesai, truk ini kembali diperiksa kelayakannya, apakah ada yang bocor atau tidak layak jalan.
Dijelaskan Yoshihiko Ozaki selaku Senior Manager Manufacturing Engineering MFTBC pabrik tersebut bisa memproduksi ratusan unit truk dan bus. Terdapat dua line, yakni truk kelas berat seperti Super Great dan Fighter menjadi satu line, sedangkan Canter dan eCanter terpisah.
Ada beberapa hal yang berbeda dari produksi eCanter dibanding versi internal combustion engine. Pertama ialah para pekerja dibekali keterampilan khusus masalah kelistrikan hingga fitur yang cuma tersedia di truk eCanter.
"Mengecek pemasangan kabel juga menjadi perhatian khusus. Fungsi pengecasan juga menjadi perhatian utama saat merakit kendaraan listrik. eCanter juga punya regeneratif braking, tentu saja kita juga mengecek fungsi regenerative braking. Itu hanya beberapa contoh topik utama saat merakit EV (electric vehicles). Selebihnya kita punya poin-poin yang sama soal keselamatan (saat perakitan kendaraan)," ujar Yoshihiko Ozaki selaku Senior Manager Manufacturing Engineering MFTBC di Kawasaki, Prefektur Kanagawa, Jepang.
Ozaki menambahkan kualitas sumber daya manusia (SDM) saat perakitan eCanter juga bertambah. Kini para pekerja dibekali kemampuan bagaimana menangani tegangan tinggi. Seperti diketahui baterai eCanter itu punya tiga varian, S punya power 41 kWh dengan jangkauan jarak 70-100 km, lalu M diklaim punya power 83 kWh jarak tempuh 120-150 km, dan L memiliki power 124 kWh yang bisa mencapai jarak 170-200 km.
"Para pekerja juga dibekali bagaimana menangani high voltage, ini juga menjadi bagian penting," ujar dia.
Dalam amatan detikcom, pengerjaan truk hampir semuanya dibantu dengan sistem otomatis dan robot. Misalnya distribusi mesin truk, sasis, hingga pemasangan kabin. Semuanya diatur dalam waktu yang bersamaan. Dari penglihatan kami, pekerja manusia lebih banyak dibutuhkan untuk mengerjakan bagian truk yang sulit dijangkau oleh mesin otomatis tersebut.
Simak Video "Video Sopir Truk Blokade Pintu Tol Soroja Protes RUU ODOL"
(riar/rgr)